4 - Bored Without Him

349 Words
Jaemin berusaha menolak Jeno, namun bahkan tenaga nya seakan menguap seiring makin liarnya lidah dan tangan Jeno menjelajahi tubuhnya. Jeno berhenti untuk melihat wajah Jaemin yang memerah dengan air mata yang mengalir. Jaemin menutup matanya dengan lengan, ia sungguh membenci situasi ini. Jaemin merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Ia membuka matanya, melihat Jeno melumat bibirnya penuh nafsu. Jaemin tak habis pikir, belum satu hari ia mencium Jeno diatap dan sekarang giliran Jeno yang melahapnya. Jaemin merasakan tangan Jeno mulai menjalar di sekitar selangkangannya. Hal ini berhasil membawa Jaemin kembali ke kenyataan. Dengan sekali hentakan, Jaemin mendorong Jeno dan menendangnya hingga ia terjatuh. Jaemin menutup tubuhnya dan segera keluar dari ruangan itu. Sungguh ia merasa jijik dengan dirinya sendiri yang terbuai dengan semua sentuhan itu. Di sisi lain, Jeno kembali ke kenyataan. Ia terdiam membayangkan yang baru saja dilakukannya pada Jaemin. Senyuman mengerikan terukir di bibirnya. Jeno seakan tak mengenal dirinya sendiri, namun ia menikmati semuanya. Dengan ini, Jaemin terasa lebih mudah digapainya. *** "Apa yang kau lakukan di pintu? Menghalangi jalan saja." Ujar Haechan yang baru saja datang. Haechan sangan terganggu karena Jeno yang dikerumuni banyak cewek menutupi pintu masuk. Entah kenapa Haechan merasa kurang suka dengan anak baru dikelasnya ini. Jeno tak peduli, yang jelas matanya mencari-cari seseorang. Ia menunggu sosok paling cantik untuk datang. "Hei, apa Jaemin memang sering terlambat?" Kini Jeno beralih pada para perempuan di sekitarnya. “Mana mugkin.” Sergah salah satu anak perempuan. “Aku bahkan tidak pernah melihatnya telat. Tambah perempuan lainnya. Kini Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ini sudah waktu masuk namun batang hidung pria cantik itu bahkan tidak kelihatan. Jeno kembali ke tempat duduknya sambil menghela nafas keras. Ia mengira-ngira alasan Jaemin tidak masuk. 'apa yang kemarin terlalu berlebihan? Masa dia tidak masuk hanya karena alasan itu? Sial!!!' Batin Jeno sedang berperang prasangka atas alasan Jaemin tidak masuk. "Kau tidak perlu menunggunya. Mungkin dia sedang sakit. Jaemin tidak pernah bolos." Suara Renjun berhasil mengagetkan Jeno yang masih melamun. "Ya semoga saja." Balas Jeno seadanya. Ia meletakkan kepalanya diatas meja, semangat hilang tidak melihat Jaemin. *** To Be Continued..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD