The Evil Symphony.
The star.
Sudah banyak barang yang terjual, semakin malam dan semakin menuju acara puncak. Barang yang di lelang semakin bernilai tinggi. Tak di ragukan lagi, semua orang di sini duduk tenang berjam jam hanya untuk memamerkan rasa gengsi mereka. Sudah bukan rahasia umum lagi, jika barang paling mahal yang terjual di dalam sebuah lelang selalu di beli oleh orang misterius. Tapi bagi mereka yang terlibat di dalamnya, mereka sudah tau siapa saja pembeli itu, mereka hanya ingin memberikan kesan misterius seperti. Siapa orang kaya raya yang mau membeli tas kuno seharga milyaran rupiah? Dan sekarang barang yang di jual bukan hanya bernilai tinggi tapi juga sulit di cari. Biasanya merupakan barang antik bangsawan atau karya seniman ternama. Seperti yang terpajang di dislay kali ini.
“ Cincin berlian ini merupakan berlian dengan warna merah muda, cukup sulit menemukan berlian jenis ini karena masih sejenis dengan Yellow Diamond. Tapi cincin ini istimewa karena ukurannya enam belas karat, ukuran paling besar sampai saat ini “
Sebelum itu, pembawa acara menjelaskan bahwa cincin ini adalah peninggalan bangsawan Belanda yang di temukan di lokasi p*********n orang orang Belanda oleh bangsa Jepang. Besar kemungkinan cincin itu di temukan di kerangka Noni Belanda, tapi pasti mereka menutupi fakta itu. kalau saja pembeli tau, mereka takan membeli barang yang di ambil dari tengkorak jenazah orang yang mati karena di bantai. Belum tentu mereka akan seantusias ini.
“ Akan kami buka harga cincin ini mulai dari lima milyar ... “ secepat moderator membuka harga maka secepat itulah harga di layar berubah cepat. Semakin lama semakin tinggi. Kenaikannya tak tanggung tanggung.
Tujuh milyar, sedetik kemudian telah berganti.
Hanya dalam beberapa menit, sudah tergeser menjadi angka sembilan milyar. Antusiasme mereka akan barang barang seperti perhiasan memang tinggi. Bukan karena gengsi semata, tapi perhiasan juga investasi yang menguntungkan. Terlebih berlian.
Baru sekejap mata Lucas mengalihkan pandangannya, harga sudah berubah. Menjadi sepuluh milyar, semakin naik naik dan naik. Banyak sekali yang terpaku ke iPad mereka dan menakan nekan harga yang mereka tawarkan untuk mendapat cincin itu. Tak terkecuali pasangan suami istri yang lebih cocok menjadi paman dan keponakan itu. Wanita itu menempel seperti tentakel gurita, begitu erat sampai membuat orang yang melihatnya sesak nafas.
Wanita itu membisikan sesuatu kepada suaminya. Seolah terus membujuk laki laki itu agar menaikan harga tawarannya. Seperti dugaan Lucas di awal, mereka pasti mencari perhiasan seperti ini di dalam lelang. Satunya buta karena cinta, satunya lagi buta karena harta. Tak di pungkiri lagi, perempuan itu memang pantas menggunakan cincin yang di curi dari jenazah.
Harga cincin semakin melambung tinggi, tak perlu kaget. Harga berlian memang selalu tinggi, di tambah ukurannya yang sebesar enam belas karat dan juga jenisnya yang langka. Walaupun harganya menyentuh puluhan milyar, itu tak mengherankan. Waktu berjalan cepat, harga cincicn itu menembus dua puluh delapan milyar. Dan belum ada kenaikan harga yang di tawarkan. Seperti tau siapa yang memenangkan lelang ini, Lucas berputar menatap pasangan tadi. Wanita itu tengah tersenyum puas pada layar, pasti ia sangat senang melihat benda yang di inginkannya dapat dimiliki sekarang.
Tanpa di sadari, perempuan itu mengedipkan sebelah matanya ke pada Lucas, kedipan menggoda layaknya w************n pada umumnya. Cuih! Benar benar menjijikan. Di samping suaminya sendiri dia bisa dengan mudahnya menggoda laki laki lain. Lucas benar benar kasihan pada lelaki itu, empat puluh tahunya sia sia karena mendapatkan istri seperti itu. Atau mungin ini kesalahannya karena mencari istri di klab malam. Kenyataan ini membuat Lucas berpikir tentang sebuah pepatahn, laki laki yang baik akan menemui wanita yang baik. Sepertinya pengusaha itu bukanlah laki laki yang baik, hingga ia di beri wanita yang tak baik pula. Lalu? Bagaimana dengan Lucas?
Dan memang benar, cincin itu terjual dengan harga dua puluh delapan milyar. Dan tak perlu di tebak siapa yang membelinya, karena Lucas tak mungkin menghabiskan waktu untuk tawar menawar sebuah cincin. Ia lebih tertarik untuk menanti puncak acara. Ia sudah tidak sabar.
Berjam jam jengah menanti benda terakhir di lelangkan. Lucas menjadi sadar keadaan orang di depannya saat ini. Ramses sama sepertinya, ia tak berkutik sedikitpun sejak barang pertama di jual. Ia tak tertarik dengan benda benda lain. Jangan jangan? Ia mengincar benda yang sama, benda yang juga di incarnya? Keyakinan itu semakin menguat ketika pembawa acara menyampaikan deskripsi barang terakhir yang akan di lelang.
“ Hadirin, ini adalah benda terakhir yang akan di lelang tahun ini. Sebuah benda klasik yang elegan untuk di mainkan. Kondisinya benar benar bagus, seratus persen dalam kondisi prima. Kami persembahakan, Biola Antonio Stradivari ... “
Lucas tak tau kalau benar benar melelang Biola Antonio Stradivari. Lucas juga tak menyangka masih ada di luaran sana, Biola Antonio yang selamat dan masih dalam kondisi bagus.
Setelah mengatakan demikian, seorang Butler membawa Biola klasik yang di taruh di dalam kotak Biola. Mengeluarkan Bioal itu dan di taruhnya di atas display. Kamera langsung menyorot setiap sisi Biola. Memang benar, kondisinya masih bagus. Dari sekian banyak Biola yang di buat Antonio Stradivari. Yang termahal adalah Biola The Messiah Stradivaru atau Stradivari. Seharga dua ratus enam puluh milyar, yang di miliki oleh Lucas.
Semua Biola Sradivari adalah Biola klasik dari tiga ratus tahun silam. Dari ratusan alat musik yang di buatnya, kebanyakan hilang di curi, rusak dan tak di temukan. Biola Antonio di dunia ini bisa di hitung dengan jari yang di akui keaslianya. Tapi jika Biola ini benar benar milik Stradivari. Maka, ini adalah Biola yang muncuk di permukaan setelah tiga ratus tahun tak di ketahui keberadaanya oleh dunia.
Mata Lucas menatap lekat lekat Biola itu, ini unik dari Biola Stradivari yang biasa. Lucas semakin penasaran dan tak sabar memiliki Biola itu. Ia penasaran, melody apa yang di tanamkan Stradivari pada Biolanya yang ini. Semua Biolanya berbunyi unik namun nadanya sempurna. Bagaimana dengan Biolanya yang satu ini?
Tiba tiba laki laki tua yang duduk di meja nomor dua bangkit dari kursinya. Ia melangkah maju ke atas panggung, pembawa acara itu seperti tak terkejut lagi. Ia langsung memberikan pengeras suaranya kepada laki laki tua itu yang menerimanya dengan hati hati.
“Sebelum lelang di mulai, saya akan menjamin keaslian dari Biola ini. Karena saya yang memeriksanya secara langsung, secara keseluruhan Biola ini adalah buatan tangan Stradivari asli dan tak di ragukan lagi. Tak ada pemalsuan, setiap ukiran inisial nama Antonio dan anak anaknya. Tapi ada satu nama lagi yang tak bisa di cari di setiap Biola Antonio yang lain. Saya beranggapan, Biola ini di dedikasikan kepada anaknya yang paling bungsu. Karena Antonio selalu menyertakan inisial nama anak anaknya setelah selesai membuat suatu instrumen musik sebagai bentuk dedikasinya. Saya rasa hanya itu yang akan saya sampaikan “
Alberth berjalan menuruni panggung, hanya ini yang dapat di lakukannya untuk membantu Rachel. Saat pertama kali memeriksan Biola milik Rachel, ia sangat terkejut mendapati ukiran itu saat membersihkan debu di dalam tubuh BIola. Debu itu menutupi tulisan yang di ukirkan yang menjadi tanda kepemilikan Antonio Stradivari. Alberth tak ingin kegabah saat memeriksa sesuatu. Ia sudah sangat berpengalaman dalam memeriksa keaslian suatu Bioa. Dan ia sangat yakin dengan Biola Rachel. Material kayunya, umur Biolanya, model yang di gunakan untuk membuat Biola itu. benar benar original, ide Antonio. Alberth bahkan sempat bingung, kenapa Biola itu berakhri di tangan Rachel.
Lucas memandangai Alberth yang kembali duduk di sampingnya, meja nomor dua. Sekarang ia tau, untuk apa keberadaan laki laki tua ini di sini sekarang. Ia adalah orang yang menyebabkan desas desus Biola antik langka sore tadi. Desas desus itu yang membuat Lucas ingin pergi ke sini dan membuktikannya langsung. Tapi setelah mendengar penjabaran darinya barusan, Lucas semakin ingin memiliki Biola itu.
“Para hadirin, itu tadi adalah kesaksian dari seorang Luthief yang memeriksa Biola ini untuk pertama kalinya. Sebagai jaminan keaslian Biola, tim kami juga telah memeriksa kembali keaslian Biola tersebut. Hasilnya, kami tidak meragukan keaslian Biola tersebut. Karena itu, lelang kami buka dengan harga lima belas milyar “
Antusiasme untuk barang terakhir membludak, semua orang terpaku mengetikkan harga yang di tawarkan. Begitu pula Lucas, ia mengerti taktik lelang. Jangan pernah langsung menawarkan harga tertinggi. Naikan tawaranmu sedikit demi sedikit sampai kau mengetahui siapa sainganmu. Setelah tau kemampuannya yang sesungguhnya, tawarlah dengan harga paling tinggi yang tak bisa di saingi oleh orang lain lagi.
Penawaran meningkat dengan sangat pesat. Hanya dalam waktu sepulu menit, harga sudah mencapai tiga puluh milyar, menyentuh dua kali lipat harga yang di tawarkan. Setiap kenaikan harga mencapai seratus juta rupiah bahkan lebih, itu yang membuat harganya bisa mencapai dua kali lipat dalam sepuluh menit. Tapi sebagian orang sudah menyerah, mereka tau kalau ini adalah persaingan harga dari kalangan tertentu.
Tapi Lucas sangat santai, ia hanya menambahkan tawarannya menjadi dua ratus juta, menambah lagi tawarannya senilai dua ratus juta lagi dan begitu seterusnya. Begitu hanya tersisa dia dan satu orang terakhir, orang itu akan mengeluarkan semua penawaran. Dan dengan itu, Lucas hanya perlu menambahkan beberapa juta lebih tinggi.
Kenaikan harga melambat di angka delapan puluh miyar, Lucas masih santai memencet angka tawarannya. Uang sejumlah itu, adalah uang kecil untuknya. Ia tak perlu menengok saldo rekeningnya, itu melampaui semua itu. Para tamu lainnya sudah fokus menatap jumlah uang di layar, itu adalah uang yang akan di terima si pemilik Biola. Mereka juga tengah fokus melihat Lucas dan Remses yang bersaing mendapatkan Biola itu.
Ya, hanya tinggal mereka berdua. Hanya mereka berdua yang masih menawar Biola itu. Bedanya, Lucas menawar dengan senyum sumringah. Tetapi Ramses ketar ketir menawar harga. Ia juga pemain Biola dan pebisnis layaknya Lucas. Mereka pernah kuliah di Universitas yang sama, mengambil Seni Musik. Tapi Lucas dengan segala kearogansiannya, ia telah menyakiti harga diri Ramses. di masa kuliah dulu, Lucas pernah mengambil Biola Ramses. Lucas mengambil Biola kesayangannya karena ia kalah taruhan. Ramses tak pernah mengatakan akan memberikan Biolanya. Tapi Lucas mengambilnya. Biola itulah yang di bawa oleh Rachel beberapa hari yang lalu.
Tapi sekarang ia tak boleh menyerah, selama Lucas masih hidup. Ia yang akan berambisi untuk memiliki semua Biola Antonio Stradivari, Lucas hampir memiliki semua Biola yang ada, Biola milik Antonio. Tapi di sini, Ramses tak akan menyerah. Ia akan memenangkan lelang ini dan memiliki Biola Antonio Stradivari ini. Harus.
Lucas menaikan harganya menjadi seratus juta lebih mahal dari yang di tawarkan Ramses. Mereka yang nyatanya bukan hanya duduk berhadapan, tetapi juga merebutkan benda yang sama. Pandangan sini di layangkan kepada Ramses, sekarang sudah hampir seratus milyar. Ini mungkin akan menjadi lebih mahal jika banyak tamu undangan yang di undang. Tapi tawar menawar di antara mereka semakin alot. Tak ada salah satu di antara mereka yang mau menyerah, mereka semakin menaikan harga. Tak mau kalah satu sama lain. Ini benar benar membuat Lucas geram. Ia menarik nafas dalam dalam, ternyata Ramses yang sekarang bukan orang yang mudah untuk di ajak berurusan.
Lucas meletakan iPadnya, sedikit membantingnya ke maja. Membuat wine di dalam gelas bergetar. Ini menarik perhatian Ramses, ia juga ikut berhenti memencet layar ipadnya. Mereka kini saling menatap. Tatapan dingin tak terelakan untuk satu sama lain.
“Sepertinya kamu tidak akan melepas Biola itu dengan mudah ... “
Lucas mengambil gelas wine di depannya dan meminum anggur itu dengan perlahan, menyesapnya sambil menunggu reaksi Ramses. setelah meminumnya, Lucas meletakan gelas itu kembali ke meja. Lalu Lucas memencet layar ipadnya, menambah tawarannya menjadi seratus dua puluh milyar.
“Barang langka dan sempurna seperti ini, memang pantas untuk di perebutkan.“ Ramses juga menaikan tawarannya, ia kembali meletakan iPpad di meja, ia meminum wine di gelasnya, seperti yang di lakukan Lucas.
Lucas mengerti, mereka berdua sama sama seorang Violin. Dari keluarga kaya. Juga bakat yang luar biasa. Hanya saja ada satu hal yang dimiliki Ramses, tapi tak di miliki oleh Lucas. Hati nurani. Lucas tak memiliki hati nurani, mungkin ini penting jika hidup sebagai Lucas. Memiliki hati nurani hanya akan membuat kita menjadi lemah.
“Kalau begitu, bagaimana dengan menukar Biola itu dengan nyawa keluargamu ... “ Lucas memberikan tawaran yang sepadan, seperti yang kujelaskan barusan. Ia tak memiliki hati nurani, tapi Ramses setidaknya memiliki hati nurani. Mendengar tawaran Lucas itu, sontak membuat Ramses gelagapan. Nyawa bukanlah harga yang mahal di mata Lucas. Itu seperti dengan mudahnya membunuh semut.
“Lepaskan Biola itu, maka tawaranku adalah. Keselamatan keluargamu. Tawaran yang pantas bukan ... “
Tawaran yang pantas. Bagaimana mungkin nyawa bisa di hargai dengan uang? Tapi Ramses tak perlu ragu, semua perkataan Lucas bisa di buktikan. Dan ia tak mau pembuktian dari penawaran Lucas barusan. Ramses masih mempertimbangakan penawaran Lucas, sejak tadi harga tak naik sedikitpun. Hingga Ramses berhenti menyentuh ipad itu. ia meletakannya tepat di depan Lucas.
“Saya akan menyerahkan Biola itu, itu penawarannya “ Ramses berdiri hendak meninggalkan ruangan lelang, tak ada lagi yang harus di lakukan di tempat ini sekarang. Setelah berjalan menjauhi Lucas, Ramses berbalik lagi. Ada hal yang harus di katakan untuk Lucas.
“Tuan Lucas, saya berharap suatu hari saya di beri kesempatan untuk memberi anda sebuah pelajaran, pelajaran hidup bahwa nyawa tak bisa di barter dengan apapun “ setelah mengatakan semua itu, Ramses berjalan pergi. Lucas mengabaikan semua perkataan itu, ia toh tak punya apapun untuk ditakuti. Ia tak punya sesuatu yang membuatnya, takut kehilangan. Atau mungkin, belum.
“Harga berhenti di angka seratus dua puluh milyar, jika tidak ada penawaran lagi maka harga akan di tutup di angka seratus dua puluh milyar. Silahkan melakukan penawaran ... “ moderator mengumumkan hasilnya, itu adalah penawaran Ramses. setelah Ramses pergi, Lucas memencet ipadnya, ia hanya menambahkan tawarannya senilai, satu rupiah. Tak kurang tak lebih. Angka di layar tak berubah kecuali angka di barisan terakhir. Dan seperti perhitungan Lucas, tak ada lagi tawaran harga. Secara absolut, ialah yang memenangkan lelang ini.
“Baiklah, lelang di tutup dengan harga seratus dua puluh milyar, eh--? “ Moderator nampak kebingungan, ia tak menyadari perubahan satu angka di belakang itu.
“Lelang di tutup dengan harga, seratus dua puluh milyar satu rupiah “ palu di ketuk. Ini pertanda lelang telah selesai. Lucas hendak berdiri untuk mengklaim apa yang sudah menjadi miliknya.