Chapter 15

1469 Words

Sesampainya di kantor, Ariana masih memasang wajah kesal. Dia letakkan tas dengan kasar ke atas meja, membuat Vanya menoleh. Menatap Kevin yang mengedikan bahu, tanda tak tahu dan tak mau tahu sebab kemarahan Ariana. Benni yang baru datang langsung diarahkan Kevin untuk melihat suasana suram di wajah manis Ariana. "Kenapa Sayang, muka dilipet-lipet gitu kayak cucian kotor?" Benni melipat lengannya di atas kubikel Ariana. Gadis itu hanya mendengkus kesal, sembari menatap sengit Benni. "Kesel!" jawab Ariana singkat, dia berdiri dan berjalan keluar lagi, menenteng sebuah map. Teman-temannya hanya menatap punggung Ariana bingung. Saat hendak masuk ke dalam lift, dirinya berpapasan dengan Anka yang baru kembali dari makan siang. Tanpa memedulikan tatapan Anka dan beberapa karyawan lainnya, A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD