18. Gerimis Entah Hujan

2103 Words

Divya duduk termenung di kursi ruang tunggu rumah sakit. Hening. Hanya itu yang bisa ia rasakan. Ia butuh seseorang untuk menopang tubuhnya yang sudah lemas ini. Tapi pelayan rumahnya baru saja meninggalkannya. Suasana ini semakin membuatnya merasa resah dan ketakutan. Di dalam sana bersama dokter, putranya sedang meragang nyawa dan berjuang dari sebuah penyakit yang ternyata sejak dari kandungannya sudah ada. Dan dirinya juga para dokter baru saja mengetahuinya. Selama ini dia tidak menyadari bahwa putranya sangat menderita dengan penyakit itu. Ia benar-benar tak bisa berpikir bagaimana bisa tubuh kecil putranya merasakan sakit itu? Divya benar-benar tak bisa membayangkannya. Ia ingin menangis, tapi kepada siapa ia akan menangis? Ia hanya bisa menahan air mata itu yang semakin terrtahan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD