Mata Trisya mengejap. Ia seakan baru saja ditarik paksa dari alam bawah sadarnya ketika merasakan sebuah lengan melingkar di pinggang rampingnya. Trisya menunduk sebentar, menatap lengan yang tampak memeluknya kokoh itu. Lalu, ia menelan salivanya kasar. Mendadak ia merasa gugup bukan main. “Saya rasa Anda tidak keberatan saya memeluk Anda seperti ini. Atau jika Anda memang keberatab, saya-“ “T- tidak. Maaf jika membuat Anda tersinggung, Sir,” potong Trisya yang tak mau membuat pria rupawan yang memiliki niatan baik padanya itu malah merasa tersinggung. “Baiklah. Kalau begitu, kalian bisa memulai latihan dansanya sekarang, Nona, Sir,” ucap Nyonya Lucia. Viscount Evan menatap wajah Trisya. Seakan baru saja mendapat kode, Trisya pun segera meletakkan lengannya di Pundak Viscount, dan sat