Eva hanya terdiam di dalam mobil, tanpa ada percakapan di antara dirinya dan juga Omar. Jemari Omar mengatuk-ngetuk setir mobil, ingatannya kembali ketika Eva mengatakan jika dirinya adalah Om–nya. Di saat itulah, hati Omar bagai diremas-remas. Omar menghela napas panjang, menetralkan perasaannya yang mengganjal. Bagai ditampar kenyataan, Omar memang terlalu tua untuk Eva. Kali ini dia baru merasakan hal yang dimanai orang-orang dengan sebutan insecure. Sementara itu, Eva masih terlihat begitu tenang membalas pesan yang dia terima dari Dias, bahkan dia tidak merasakan perasaan bersalah sama sekali kepada Omar. Eva masih bisa tertawa sesekali melihat pesan yang lucu dari Dias. Omar sudah tidak tahan lagi, ingin mengatakan hal yang sudah dia pendam sedari tadi. Omar menghentikan mobilny