Omar merasakan sakit yang luar biasa, akibat dari pukulan Eva. Perlahan Omar mulai kehilangan kesadarannya. Sayup-sayup dia masih bisa mendengarkan teriakan Eva. “Omar!” teriak Eva sembari menepuk-nepuk pipinya. Eva semakin panik melihat keadaan sang suami. Dia menoleh kek kiri dan ke kanan, berharap ada orang di sekitar mereka. Sayangnya keadaan jalanan saat ini begitu lengang, seolah tak ada tanda-tanda kehidupan. “Help!” teriak Eva berusaha meminta pertolongan. Dia kembali menepuk pipi Omar perlahan. “Please, bangun, Om. Jangan mati dulu!” Eva semakin panik. Tangisnya semakin pecah, karena ketakutan. Eva mengusap pipi Omar terus menerus, sesekali dia menaruh jarinya di bawah hidung Omar. “Bangun, dong hiks. Jangan tinggalin, Gue huhu. Kita baru ketemu, dan Gue belum sempet minta m