Omar mengangkat tubuh Eva ke dalam gendongannya, hingga kedua mata mereka saling beradu. Kaki Eva otomatis melingkar di belakang punggung Omar. Omar yang hanya menganggap bercanda, entah mengapa merasakan sesuatu yang lain. Percikan api gairah tanpa disadari sepertinya sudah mulai menyelimuti keduanya. Suasana mendung yang tiba-tiba membuat seluruh kamar bernuansa abu-abu putih itu menjadi temaram. Embusan angin menerobos masuk melalui kisi-kisi jendela kamar dan membelai tubuh keduanya. Tangan Eva melingkar di leher Omar secara otomatis. Sorot mata Eva seolah mengunci pandangan Omar. Perlahan tapi pasti, Omar menautkan bibirnya hingga menyatu sempurna dengan milik Eva. Kali ini, Eva sudah tidak kaget lagi. Dia seolah mulai terbiasa dengan sentuhan-sentuhan yang dilakukan Omar kepadany