“Orang itu pasti ngomong yang aneh-aneh,” tebak Ditha saat mobil sudah keluar dari gang rumahnya. Narendra melirik sekilas, kemudian kembali fokus melihat kiri dan kanan untuk menyebrang jalan raya. “Aturan tadi turun dulu, tegur dulu, udah bukan sekali dua kali loh kayak begitu. Bahkan beberapa di antaranya ada yang mengatakan kalau Ditha gila. Ditha kasihan sama Abah jadinya. Ditha ngerasa jadi beban banget buat keluarga.” Ditha terus nyerocos, bibirnya mengerucut pandangannya lurus ke depan. “A, kok diem aja, kok enggak komentar?” “Sebenarnya, Aa diem karena gak ngerti apa yang Ditha bicarakan,” dusta Narendra. “Aa beneran gak tahu? Aa beneran gak lihat mereka bisik-bisik?” “Oh, itu. Aa denger, kok. Mereka bilang Abah punya sopir baru.” Ditha mengalihkan pandangan, menelisik apak