Demi Papah.

1810 Words

Aku pilih bicara secukupnya selama di rumah sakit. Syukurlah keadaan Papah tidak perlu di khawatirkan. Papah tidak perlu di rawat. Berusaha menahan diri itu sungguh tak mudah, dadaku seperti terbakar. Papah mengajakku bicara namun aku hanya memberi senyum tipis. “Di mana Kai?” tanya Papah yang sudah tahu kalau suamiku akan menyusul. Aku mengangkat pandangan, “belum kabari.” “Kamu telepon, atau kirim pesan pada Kai. Bilang pemeriksaan sudah selesai. Minta dia putar balik.” Aku mengangguk, mengambil ponsel dan sebelum mengirim pesan, satu pesan lebih dulu dari Kai masuk. Aku sudah di depan, kamu di mana? Me : aku sudah selesai. Kamu tunggu di lobi utama. Setelah membalas pesan tersebut, aku segera menyimpan ponsel kembali ke dalam tas. “Kai sudah di depan.” “Sayang sekali, j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD