Komunikasi

2044 Words

“Kalian bertengkar?” tanya Kaflin padaku dan Kai. Memicingkan mata. Kami sudah pulang dari resto, para orang tua sudah beristirahat di kamar masing-masing. Kaflin hampiri kami saling diam duduk di ruang tamu Villa. Lebih tepatnya aku yang mendiami suamiku—hm, suami. Rasanya masih aneh, biasa menyebutnya mantan suami. Aku hanya melirik Kaflin, bersandar dan memainkan ponsel. “Setelah ciuman kalian yang—“ aku melotot begitu pun Kai, Kaflin mengangkat tangan, sadar situasinya tersudut kami berdua “—Yah, hm itu... harusnya kalian sudah mengunci diri di kamar, ini malam pengantin kalian.” “Jangan memperburuk situasi kami, Kaf” Kai menegur adiknya. Melihat wajahku kian tak bersahabat. Ini karena Kai merencanakan Honeymoon. Kaflin tertawa kecil, duduk sambil menyilangkan kaki “mau kuban

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD