BAB 1 : PROLOG (REVISI)
SELAMAT MEMBACA
***
Di ruang makan sebuah rumah mewah milik keluarga Collin. Sepasang suami istri yang tak lain adalah tuan dan nyonya Collin, yaitu Arta Collin dan Ana Aurelys Dirgantara yang selalu terlihat mesra meski usia mereka yang sudah tidak muda lagi. Sejak tadi, kepala keluara Collin itu selalu saja menggoda sang nyonya rumah hingga membuatnya selalu tersipu. Arta Collin siapa yang tak mengenalnya, ia merupakan pemilik Collin’s Holding sebuah perusahan properti besar di Indonesia bahkan juga di luar negeri. Tidak hanya properti namun kini bisnis keluarga Collin juga mulai merambah ke bidang yang lain seperti kuliner dan produk kecantikan.
Seperti biasa suasana pagi yang sangat hangat terlihat di dalam keluarga itu. Tak lama kemudian terlihat seorang gadis muda berjalan menuruni tangga dengan pakaian rumahannya namun tetap terlihat manis.
"Selamat pagi Papa Mama,'' sapanya kepada kedua orang tuanya, kamudian mencium pipi papa dan mamanya secara bergantian. Setelahnya dia ikut bergabung dengan kedua orang tuanya untuk sarapan.
"Pagi Sayang, bagaimana tidurmu semalam nyenyak kan?" tanya sang mama.
"Nyenyak Mama sayang, mungkin karena aku terlalu lelah kerja jadi kurang tidur akhir - akhir ini," Jawabnya dengan senyum yang mengembang.
"Sayang kapan kamu berencana untuk pindah dari perusahaan itu, kamu nggak mau kerja di kantor Papa. Papa bahkan bisa beri kamu jabatan yang tinggi dikantor pusat atau kalau kamu mau kamu bisa memimpin salah satu cabang perusahaan kita di luar negeri, seperti Abang." Papa Arta yang sejak tadi masih fokus dengan kopi dan koran paginya kemudian bertanya pada putrinya.
"Belum saatnya Pa. Rara juga ingin belajar mandiri, mungkin dengan begini Rara bisa tau bagaimana kehidupan yang sebenarnya. Rara mohon Papa mengerti, nanti kalau sudah waktunya pasti Rara akan gantikan Papa menjadi seorang pengusaha yang sukses bahkan lebih sukses dari Papa." Jawab Rara pada sang papa.
"Baik lah, jika itu adalah kenginanmu. Papa akan lakukan apapun asalkan putri papa yang cantik ini selalu bahagia," jawab Papa Arta yang kemudian memandang putri kesayangannya dengan penuh kasih sayang. Meskipun kini putrinya sudah tumbuh dewasa namun menurut Papa Arta, Rara tetaplah putri kecilnya yang manja.
"Sudah-sudah ayo kita sarapan, Papa mau sarapan apa?" Tanya Mama Ana kepada suaminya.
"Nasi goreng aja Ma."
"Kamu mau sarapan apa Sayang?" tanya Mama Ana kepada Rara.
"Rara roti selai coklat sama s**u aja Ma," jawab Rara pelan.
"Hemmm baiklah Mama ambilkan," Mama Ana sibuk mengambilkan sarapan untuk anak dan suaminya. Selanjutnya mereka bertiga pun sarapan dengan sedikit candaan disela - sela sarapan mereka. Seperti inilah suasana di setiap akhir pekan di mana mereka selalu sarapan bersama dengan bercerita aktivitas masing – masing dalam sepekan .
****BERSAMBUNG ****
WNG, 14 JULI 2020
SALAM
E_PRASETYO