Setengah jam kemudian, mereka sampai di depan rumah Justin. Sebenarnya tidak sampai setengah jam juga bisa sampai, tapi Daniel sengaja memperlambat laju motornya agar bisa berlama-lama duduk di atas motor bersama gadis yang telah menjadi pacarnya. Je turun dan mengembalikan helm kepada Daniel. “Nggak usah. Lo bawa aja. Besok pagi gue jemput lagi,” tukas Daniel. Hah? Ya Tuhan, jadi beneran? Je harus pulang dan pergi sekolah diantar jemput oleh Daniel? Repot juga punya pacar. Je garuk-garuk kepala. Namun kemudian ia tersenyum. Sekarang ia sudah tahu bagaimana perasaan Justin setiap kali diuber-uber olehnya. Ya seeperti yang ia rasakan sekarang, gedeg. “Tapi arah rumah kita kan berlawanan. Lo pasti repot ngantar jemput gue?” Je mencari alasan untuk dapat menghindari tawaran Dan