Selama menikmati makan siang di restoran makanan saji dekat kantor Papanya, kedua sahabat Cahaya tidak lelah berbicara mengenai sosok Surya. Cahaya hanya sebagai pendengar saja tanpa berniat bergabung atau menjeda. Bagi Cahaya, biarlah kedua sahabatnya itu menikmati masa muda mereka mengagumi banyak pria sebelum nantinya mereka menikah dan hanya suaminya yang akan mereka kagumi kelak. “Aya kok diem aja sih?” tegur Dewinta dan Ratih yang menyadari Cahaya tampak tidak terlalu bersemangat dalam pembahasan dan hanya sebagai pengamat saja. “Gak kok, aku dengerin pembicaraan kalian,” jawab Cahaya dan menyeruput jus di depannya. “Ya udah kalau udah habis kita balik sekarang, lanjutin kerjain makalah terus balik,” saran Cahaya melihat arlojinya dan menuju kasir. “I-ini duitnya,” Ratih yang tid