BAB 3

1088 Words
SALMA POV Hari ini aku mulai bekerja di perusahaan sebagai sekretaris Rico. Aku berusaha berpenampilan serapi dan sebaik mungkin agar aku menunjukkan kepada atasanku jika aku seorang yang sangat profesional dalam bekerja. Setelah merapikan penampilanku, aku berpamitan kepada orang tuaku tetapi ibu menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu agar aku tidak kelaparan saat bekerja. Kedua orang tuaku sangat mendukungku dan mereka berdoa semoga di hari pertama aku bekerja, aku mengalami kelancaran dalam bekerja. Setelah berpamitan kepada kedua orang tuaku, aku langsung pergi berangkat ke kantor dan membutuhkan waktu selama setengah jam sampai akhirnya aku tiba di kantor.  Saat aku masuk ke dalam gedung kantor, aku merasa gugup karena sebentar lagi akan bertemu dengan Rico. Aku berjalan secara perlahan sampai akhirnya aku mengetuk pintu ruang kerja Rico dan ia mempersilakanku untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Aku melihat sosok pria yang sangat tampan dan berwibawa meskipun aku bisa melihat di matanya menyimpan banyak masalah yang hanya ia saja yang tahu. " Selamat pagi, Salma. Aku harap hari ini kau bisa mulai bekerja dengan baik di sini. Seperti yang sudah ku jelaskan kemarin, kau mulai mengerjakan tugasmu seperti yang sudah ku perintahkan." kata Rico sambil menatapku dengan tatapannya yang tidak bisa ku artikan. " Baik Pak. Saya akan mengerjakan tugas saya dengan sebaik mungkin." kataku tanpa berani memandangnya karena saat ini jantungku berdebar sangat kencang saat berdua dengannya. " Baiklah kalau begitu, selamat bekerja." kata Rico sambil menatap sebuah dokumen yang sedang di bacanya. Aku langsung pergi ke ruang kerjaku yang tidak jauh dari ruang kerja Rico dan rasanya aku merasa gugup saat menghadapi Rico. Ia seorang pria yang memikat dan memiliki kharisma. Rasanya aku tidak kuat menahan perasaanku padanya karena aku semakin menyadari jika saat ini aku menyimpan perasaan padanya meskipun aku tau ia tidak akan mungkin membalas perasaanku. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan sekarang sudah jam setengah dua belas yang menandakan jam istirahat. Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku langsung pergi menuju kantin dan disana banyak orang yang mengantri makanan. Tiba - tiba aku mendengar suara Rico yang memanggilku dan ternyata ia ingin mengajakku makan siang bersamanya di restoran yang tidak jauh dari kantor. Saat itu aku merasa sangat malu karena semua orang memperhatikan kami dan sepertinya Rico tidak memperdulikan pandangan orang lain dan dengan sigap ia menarik tanganku dan membawaku menuju ke parkiran mobil. Lalu ia menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya dan rasanya jantungku berdebar sangat kencang saat berada di dekatnya. " Aku ingin mengajakmu makan di sebuah restoran yang baru saja buka di dekat kantor. Aku yakin kau pasti sangat suka dengan makanannnya." Kata Rico sambil menyetir dan beruntungnya ia tidak menoleh ke arahku karena aku tidak ingin ia tau jika saat ini wajahku merah padam karena menahan malu. Aku hanya diam tanpa meresponnya dan tidak beberapa lama kami sampai di restoran itu. Rasanya aku tidak percaya diri saat bersama Rico karena ia seorang pria terpandang sedangkan aku hanyalah wanita biasa yang tidak memiliki kekayaan seperti Rico. Saat kami masuk ke dalam restoran, semua orang memandang kami dan aku sempat mendengar ada seorang wanita yang mencibirku karena penampilanku yang terlihat sangat biasa saja. Tetapi aku berusaha tidak merespon perkataan orang - orang yang mencibirku karena saat ini yang aku pedulikan hanya lah Rico. Ia mengajakku ke tempat yang sangat privasi sehingga hanya kami berdua yang ada di dalam ruangan itu. Aku merasa semakin gugup saat berdua dengannya dan tidak beberapa lama pelayan datang membawakan makanan untuk kami. Saat itu Rico menyuruhku untuk makan dan kami mulai menyantap makan siang tanpa ada yang berbicara. Sejujurnya aku tidak berani menoleh ke arah Rico karena aku tidak ingin ia berpikiran macam - macam terhadapku. Tiba - tiba ia memulai pembicaraan seputar pekerjaan dan ia memberitahuku jika minggu depan aku harus ikut bersamanya ke luar kota karena ada pertemuan bisnis dengan koleganya. Waktu itu aku berpikir jika rasanya aku tidak sanggup pergi berdua dengannya karena aku tidak ingin kehilangan kontrol saat bersamanya tetapi aku tidak bisa menolak perintahnya karena bagaimana pun juga ia adalah atasanku dan sebagai sekretarisnya, aku harus menuruti semua perintahnya. Aku yakin Rico tidak akan berbuat macam - macam terhadapku karena aku merasa ia seorang pria yang sangat baik dan sopan terhadap wanita. " Minggu depan aku ingin kau menemaniku untuk pergi ke luar kota bersamaku karena kita akan menemui kolegaku yang berasal dari Jepang. Aku harap kau tidak keberatan jika kita berangkat berdua saja tanpa ada orang lain." kata Rico sambil memotong daging yang berada di piringnya.  " Baik Pak, saya bersedia untuk menemani anda pergi ke luar kota." kataku dengan sedikit ragu - ragu dan aku harap Rico tidak menyadari nadaku yang sedikit keberatan dengan keinginannya. " Bagus kalau begitu. Besok tolong kau pesankan dua tiket untuk kita berangkat ke Bali minggu depan." Kata Rico sambil memandangku dengan intens. Entah kenapa aku hanya diam membisu tanpa berani berkata apapun karena aku terpesona oleh ketampanannya. Sejak awal bertemu dengannya, aku mulai menyukainya apalagi ia seorang pria yang sopan dan sangat menghormati seorang wanita. Aku berusaha memendam perasaanku agar ia tidak tau yang sebenarnya. Setelah selesai makan siang, kami kembali ke kantor dan di sepanjang perjalanan, kami hanya diam membisu sampai kami tiba di kantor. Aku melihat semua orang memperhatikan kami dan aku berusaha mengacuhkan pandangan orang lain ke arah kami sampai akhirnya kami masuk ke ruang kerja dan aku langsung melanjutkan pekerjaanku. Beberapa jam kemudian, waktu menunjukkan pukul empat sore yang menandakan saatnya pulang ke rumah. Aku segera membereskan pekerjaanku dan setelah itu aku keluar dari ruang kerjaku. Tiba - tiba Rico memanggilku dan ia mengajakku pulang bersama tetapi aku menolaknya karena aku tidak ingin merepotkannya. " Salma, sebaiknya kau pulang bersamaku saja. Lagipula kita satu arah." kata Rico sambil membereskan semua dokumen yang ada di atas mejanya. " Terima kasih atas tawarannya, tetapi saya bisa pulang sendiri." kataku sambil memegang erat tali tasku. " Baiklah kalau begitu, hati - hati di jalan karena sekarang musim hujan." kata Rico sambil memandangku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Aku langsung pergi dari ruang kerjanya dan berjalan dengan cepat agar aku segera sampai ke rumah. Beruntung aku tidak pulang bersama dengan Rico karena aku tidak ingin terlalu dekat dengannya mengingat ia adalah atasanku dan aku tidak ingin orang - orang salah paham terhadap hubungan kami. Sebagai seorang wanita, aku hanya bisa memendam perasaan untuk Rico di dalam hati saja dan aku berharap Rico tidak pernah tau perasaanku padanya karena aku tidak ingin hubungan kami terganggu. Semoga aku bisa melupakan rasa cinta ku pada Rico karena sampai kapanpun kami tidak akan pernah bisa bersatu karena perbedaan status sosial.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD