“Kira-kira kita mau di apain ya kak, sama bapak Sastra? Kok aku jadi merinding, mikirin kalau dia beneran bos mafia” Rea bergidik memikirkan hal apa yang menunggunya. “Kebanyakan nonton film, ya begini jadinya” jawab Gio geli. “Kak Adel nggak ada bilang apa gitu?” Rea masih mencari sesuatu yang bisa membuat hatinya lebih tenang. Gio mengangkat bahunya “Cuma bilang tua Sastra sudah sadar dan dia nanyain kita” di hari ke tiga pria bernama Sastra itu, baru bisa sadar sepenuhnya. Ia langsung meminta bertemu dengan orang yang menolongnya yang tidak lain adalah Rea dan Gio. “..” Rea hanya mengangguk. Sebenarnya ia masih ingin di rumah. Wajahnya memang sudah membaik dan lebabnya sudah memudar tapi ia lebih memilih bolos kuliah dan istirahat di rumah. Rencananya sore nanti ia akan ke tem