Farhan bersyukur Neli tidak mengatakan satu patah katapun saat melewati Budi. Farhan lalu mempersilakan duduk tamu yang tidak diharapkannya. Sebenarnya Farhan bisa saja tidak menganggap Budi ada dan melanjutkan kencan mereka, tapi Farhan cukup mengenal Budi, lelaki itu akan terus menunggu mereka sampai dia lelah dan mengenali setiap seluk rumah mereka. "Aku akan membuat teh," kata Farhan setelah Budi duduk. "Kenapa bukan Neli yang melakukannya?" Farhan tidak menjawab. Ia kembali dengan membawa cangkir berisi teh manis, meskipun ada sedikit bisikan setan untuk meletakkan sesuatu yang bisa melenyapkan Budi dari dunia selamanya. Farhan meletakkan cangkir, "Bagaimana tahu alamat kami?" "Kamu tentu punya banyak koneksi, sama sepertiku." Budi tersenyum, "Tujuanku bersilaturahmi." "Sengaja?