Aku mengerjapkan mata beberapa kali saat sampai di depan gedung kantor Sanjaya. Aku benar-benar-benar tidak percaya bahwa Yudhistira masih menerimaku bekerja di kantornya, bahkan aku masih penasaran apa alasan pria paruh baya itu menerimaku kembali. Saat aku akan masuk, aku berpapasan dengan Exel yang sama-sama akan melewati pintu masuk tersebut. Baru saja aku mau menyapa, ia langsung melengos membuatku kembali menurunkan tanganku, aku melihat sekeliling dengan tatapan mencari tahu siapa yang melihat hal memalukan itu. Aku beruntung karena tidak ada yang melihat hal tersebut. Aku melangkah memasuki gedung kantor tersebut kemudian menuju ruangan HRD di mana aku akan diwawancarai. Entah kenapa, aku merasa lebih gugup saat menghadap HRD daripada menghadap Yudhistira, mungkin saja ini karena