Rima menatap dingin Andri, ia berusaha menetralisir rasa gugupnya. Dirinya tidak menyangka akan ada yang bisa mengenali kesamaan senyumnya dengan almarhumah saudari kembarnya. “Kurasa biasa saja, kalau aku memiliki kesamaan senyum dengan orang yang kukenal. Bukankah katanya di dunia ini, kita mempunyai beberapa orang kembaran?, jadi menuruku kau tidak perlu bingung dan mempermasalahkannya.” “Ternyata berbicara denganmu, tanpa membuat kamu menjadi tersinggung dan marah itu susah sekali, Tidak bisakah kau tidak marah, ketika berbicara denganku?, ataukah kamu memang mau cepat tua.” Rima menarik napasnya, apa yang dikatakan Rudi memang ada benarnya juga. Namun, entah kenapa ketika bersama dengan Andri, ia tidak bisa menahan emosinya. “Andri, menururtku Sebaiknya kita tidak usah bertemu saj