Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya membersihkan seluruh ruangan di apartemen Zayn, Bella langsung jatuh tersungkur di lantai. Bella merasakan tubuhnya begitu lelah sampai-sampai ia berbaring di lantai itu sambil merentangkan kedua kaki dan tangannya yang terasa pegal.
"Wah, capek sekali rasanya! Baru kali ini aku bekerja dengan orang kaya tapi capeknya luar biasa!" ucap Bella berniat uintuk beristirahat sejenak setelah mengerjakan pekerjaannya sebagai pelayan Zayn.
Bella memejamkan kedua matanya sejenak, lalu tanpa sengaja Bella malah tertidur pulas di lantai karena saking capeknya.
Beberapa jam pun berlalu, Zyan yang baru saja bangun tidur lantas keluar dari kamarnya. Ia merasa haus dan ingin mengambil minuman dingin yang disimpan di dalam kulkas. Saat menuruni anak tangga, tanpa sengaja Zyan melihat Bella tertidur pulas di lantai.
"Eh, pelayan itu belum pulang? Ini kan sudah hampir malam!" gumamnya dalam hati.
Zyan cepat-cepat menuruni anak tangga dan melihat seluruh ruangan tampak bersih dan tertata rapi.
"Heemm, ternyata dia bisa diandalkan sebagai pelayan." gumam Zyan lagi.
Zyan lantas berdiri di kaki Bella yang masih tertidur begitu pulas di lantai dengan berbantalkan lengan di kepalanya.
"Hei!" seru Zyan menyenggol kaki Bella untuk membangunkannya.
"Hei, Bella!" seru Zyan lagi.
"Eerrmm...." Bella tampak mengernyitkan dahinya ketika ia terbangun.
"Hei bangun... mau sampai kapan kau tidur di lantai, hah?" kata Zyan terus menyenggol kaki Bella agar ia segera bangun.
Bella pun duduk sambil mengucek kedua matanya.
"Duh, aku masih capek... aku masih ingin tidur." ucap Bella belum menyadari bahwa ia masih berada di rumah majikannya.
"Hei, kalau kau mau tidur ya tidur dirumahmu sana, kenapa kau malah tidur di lantai apartemenku!" seru Zayn seketika membuat Bella tersadar. Ia membelalakkan kedua matanya melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Aaarrgghhh!!!" pekiknya membuat telinga Zyan pengang.
"Kenapa aku malah ketiduran disini???" pekik Bella lagi segara bangkit dan kocar-kacir mencari tas miliknya yang ia letakkan pada sofa ruang tamu.
Zayn hanya mendengus sewot melirik pelayannya barunya yang tampak panik sendirian. Bella yang sudah mengambil tasnya langsung pamit kepada Zayn.
"Tuan, aku pamit pulang dulu." kata Bella pada Zayn.
Bella lantas berlari menuju ke pintu keluar.
"Jangan lupa besok pagi kau harus datang lebih awal!" seru Zayn pada Bella.
"Iya tuan," sahut Bella kemudian berlari keluar dari apartemen majikannya tersebut.
Zayn melangkah menghampiri pintu untuk menguncinya.
"Dasar wanita aneh! Pulas sekali dia tidur di lantai tadi, apa badannya tidak sakit?" gumam Zayn kemudian pergi menuju dapur.
Zayn membuka kulkas dan melihat kulkasnya masih kosong melompong. Tidak ada satupun bahan makanan yang tersimpan disana kecuali minuman kaleng yang beralkohol serta air mineral saja.
"Eh, sepertinya aku tadi menyuruh pelayan itu untuk berbelanja bahan makanan." gumamnya kembali mengingat-ingat.
Bbbaamm....
Zayn membanting pintu kulkasnya itu dengan kencang. Ia merasa kesal lantaran Bella tidak melakukan apa yang di perintahkannya sebelumnya.
"Dasar pelayan sialan! Setelah bersih-bersih dia malah tidur dan tidak pergi berbelanja bahan makan seperti yang sudah aku pesankan padanya tadi! Cih, jadi aku makan apa malam ini???" pekik Zayn kesal sendirian di dapur itu serta mengumpat pelayan barunya tersebut.
Bella yang sedang berjalan kaki untuk kembali ke kos-kosan yang menjadi tempat tinggalnya merasa ada hal yang aneh.
"Heemm, sepertinya ada yang kurang... tapi apa ya? Kalau ku ingat-ingat lagi, aku sudah membersihkan seluruh ruangan di apartemen tadi, tapi kenapa aku merasa seperti ada yang aku lewatkan?" gumam Bella bingung.
"Aaahh, ya sudahlah! Hari ini sangat melelahkan dan aku ingin segera sampai di tempat kos kemudian mandi lalu makan, setelah itu aku akan istirahat! Kira-kira aku makan apa ya malam ini? Sebaiknya aku belanja makanan dulu di minimarket sebelum pulang." gumam Bella lagi.
Berniat untuk pergi berbelanja makanan di minimarket, membuat Bella lantas terperanjat hingga menghentikan langkahnya. Ia baru menyadari bahwa dirinya lupa melakukan apa yang diperintahkan oleh majikannya.
"Matilah aku! Aku lupa kalau tuan menyuruhku untuk pergi berbelanja bahan makanan di supermarket!" pekik Bella panik.
Bella yang tidak ingin menjadi pengangguran lagi setelah di pecat dari toko roti langsung berkhayal bahwa dirinya akan segera di pecat Zayn lantaran tidak melakukan pekerjaannya dengan benar.
"Tidak! Aku tidak mau di pecat di hari pertamaku bekerja!" pekik Bella lagi lantas berlari sekencang mungkin menuju ke apartemen majikannya tersebut.
Duduk sambil meminum air mineral saja membuat Zayn mengutuk pelayan yang baru saja bekerja dengannya. Perutnya terus keroncongan.
"Haaah, aku hubungi Willy saja... memintanya untuk membawakan makanan untukku! Hari ini rasanya aku tidak ingin pergi kemanapun!" gumam Zayn sembari melangkah ingin kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya. Namun saat hendak menaiki anak tangga, Zayn mendengar suara bel pintu.
"Cih, siapa sih yang datang?" gerutu Zayn kemudian menghampiri layar kecil yang menampilkan wajah pelayannya yang sedang ngos-ngosan.
"Eh, mau apa dia?" tanya Zayn dalam benaknya.
Mengingat kelalaian pelayan barunya itu membuat rasa jengkel Zayn pun kembali mencuat.
"Huh, karena dia kembali kesini aku akan menyemprotnya habis-habisan!" gerutu Zayn kemudia cepat-cepat membuka pintu untuk Bella.
Ceklek....
Bella yang masih ngos-ngosan karena habis berlari kencang, menoleh kepada Zayn yang menatapnya dengan kesal.
"Hah-hah-hah, tu-tuan... mana uangnya?" pinta Bella dengan deru nafasnya yang masih tidak beraturan.
"Uang apa maksudmu?" tanya Zayn.
"Uang untuk membeli bahan makanan... aku lupa tadi, hehehe." sahut Bella cengengesan.
"Cih, gimana sih? Baru sehari bekerja tapi kau sudah melakukan kesalahan!" seru Zayn memarahi Bella.
"Iya, maaf tuan." ucap Bella mengaku salah lantaran ia tak ingin di pecat dari pekerjaannya.
"Huh dasar! Aku pikir kau pelayan yang bisa diandalkan, ternyata kau bisa juga lalai melakukan tugasmu!" gerutu Zayn masih ngomel-ngomel memarahi Bella.
"Tuan, sebenarnya semua ini bukan hanya kesalahanku saja tapi tuan juga!" seru Bella.
"Apa kau bilang? Aku salah?" gerutu Zayn lagi tambah kesal.
"Tentu saja tuan juga salah! Sehabis makan tuan langsung tidur dan bangun saat hari sudah mulai gelap. Lagipula tuan menyuruhku pergi berbelanja tapi tidak memberikanku uang tadi, bagaimana aku bisa berbelanja?" kata Bella malah menyudutkan majikannya tersebut.
Zayn menjadi kesal setengah mati menghadapi pelayan barunya yang berani menyudutkan dirinya.
"Uugghh, dasar wanita ini... berani-beraninya dia menyudutkan aku padahal disini akulah majikannya dan dia hanya seorang pelayan!" gerutu Zayn jengkel.
Zayn menatap Bella yang masih saja bertingkah seolah semua kejadian itu adalah salahnya.
"Aku benar kan kalau tuan yang salah!" kata Bella lagi.
"Kau masih ingin menyalahkan aku, hah? Kalau kau tidak mengaku salah, maka aku akan memecatmu!" teriak Zayn membuat Bella langsung berlutut di kakinya.
"Ampun tuan, hehehe aku salah... aku yang salah! Jangan pecat aku ya, tuan." ucap Bella mengakui kesalahannya serta memohon kepada Zayn agar tidak memecat dirinya.
Zayn memijat dahinya sambil menghela nafas panjang. Ia sangat frustasi lantaran selama ini sering mendapatkan pelayan yang membuatnya jengkel setangah mati.
"Aahh, diantara semua pelayan yang pernah berkerja denganku cuma wanita ini yang paling menjengkelkan! Seandainya mencari pelayan itu tidak sulit, aku sudah menendangnya dari tadi!" ucap Zayn dalam hatinya.
Zayn lantas melirik Bella yang masih memohon di kakinya sambil tersenyum lebar kepadanya. Ia melihat raut wajah Bella yang tampak manis apabila ia sedang tersenyum.
"Cih, senyuman manis itu lagi! Haaaah, kenapa aku harus bertemu dengan wanita sinting seperti dia? Oh ya Tuhan... berikan aku pelayan yang waras, kumohon!" ucap Zayn lagi dalam hatinya.
"Tuan, mana uangnya untuk membeli bahan makanan di supermarket?" tanya Bella masih berupaya untuk melakukan tugasnya sebagai pelayan Zayn.
"Kau tunggu disini, aku akan mengambilkan uangnya!" seru Zayn tetap saja jengkel sentengah mati terhadap Bella.
Saat Zayn akan melangkah, tiba-tiba saja kakinya terasa berat. Ia melihat tangan Bella masih mendekap kakinya.
"Hei, lepaskan kakiku!" seru Zayn pada pelayannya itu.
"Eh, lupa hehehe." ucap Bella hanya cengengesan saja serta melepaskan kaki Zayn.
"Dasar wanita aneh!" gerutu Zayn sembari melangkah pergi menuju ke kamarnya. Sementara Bella tampak senang karena ia tidak jadi di pecat oleh majikannya tersebut.