Disaat Bella sedang membelikan makanan untuk sarapan, Zayn memutuskan untuk pergi mandi setelah ia memeriksa barang-barang yang ada di dalam tas pelayan barunya itu. Ketika Zayn sedang mandi, Bella kembali ke apartemen. Bolak-balik ia memencet bel pintu namun pintu tersebut tak kunjung dibuka untuknya.
"Cih, kemana sih tuan itu? Dari tadi aku pencet bel tetap saja tidak dibuka pintunya! Apa jangan-jangan dia tidur lagi?" gerutu Bella tak sabaran berdiri menunggu di depan pintu apartemen majikan barunya.
Bella terus menerus menekan bel pintu. Setelah selesai mandi Zayn pun mendengar suara bel pintu yang terus saja berbunyi tak henti-hentinya.
"Itu pasti pelayan yang tadi! Sudah berapa lama dia menunggu diluar... sampai-sampai dia menekan bel seperti itu!" gerutu Zayn mulai pusing mendengar suara bel yang terus saja berbunyi tanpa jeda sama sekali.
Zayn langsung turun kelantai bawah lalu menuju ke depan pintu. Ia membuka pintu menatap kesal pada Bella yang sudah berdiri lama diluar.
"Apa kau sama sekali tidak bisa sabar, hah? Kau menekan bel berkali-kali membuat telingaku berdenging!" seru Zayn kesal pada Bella.
Bella memperhatikan rambut Zayn yang basah serta bathrobe yang dikenakannya.
"Ma-maaf tuan, saya pikir tuan tidur lagi jadi saya pencet bel sekalian mau bangunin tuan... ternyata tuan lagi mandi, hehehe." ucap Bella cengengesan.
"Bikin kesal lagi, akan kupecat kau!" gerutu Zayn sembari mengancam Bella.
"Tu-tuan jangan pecat saya... saya butuh pekerjaan! Saya janji tidak akan bikin kesalahan lagi!" kata Bella memohon pada Zayn lantaran ia membutuhkan uang untuk menghidupi dirinya yang hanya sebatang kara.
"Ya sudah, cepat masuk! Kau sudah beli makanan yang aku suruh kan?" tanya Zayn.
"Sudah, tuan!" sahut Bella.
"Dapurnya sebelah mana ya, tuan? Saya mau siapkan makanan ini untuk tuan!" tanya Bella.
"Ikut aku!" kata Zayn berjalan di depan menuju ke ruang dapur.
Bella melihat ruangan dapur yang cukup besar dan di sediakan banyak perkakas dapur yang berharga fantastis.
"Wah, ternyata aku dapat majika kaya raya nih... ya walaupun dia sedikit menyebalkan! Semoga saja hajiku lumayan besar, hehehe." gumam Bella dalam hatinya.
Zyan melirik Bella tampak senyum-senyum sendirian.
"Hei, kau ngapain senyum-senyum sendiri begitu! Apa kau gila?" seru Zayn mengagetkan Bella yang sedang berkhayal menjadi orang kaya.
"Saya tidak gila tuan." sahut Bella.
"Tidak gila cuka kurang waras saja!" seru Zayn lagi.
"Cepat siapkan makanannya... aku mau pakai baju dulu! Setelah ini kau bersihkan semua ruangan di apartemenku ini, mengerti?" kata Zayn lagi memerintahkan pelayan barunya.
"Baik tuan," sahut Bella.
Bella pun menuangkan makanan cepat saji pada wadah. Lalu ia menyajikannya diatas meja makan. Kemudian Bella mengambil sebuah gelas dan akan ia isi dengan air. Ia pun membuka kulkas besar tipe side by side dan kaget ketika melihat dalam kulkas tersebut.
"Ya ampun, kenapa kulkas sebesar ini tapi isinya cuma minuman kaleng sama botol air mineral saja! Kupikir dia orang kaya, tapi nyatanya tidak ada bahan makanan apapun di dalam kulkas ini!" gumam Bella menatap kulkas yang terasa sangat sejuk namun tak memiliki penghuni selain minuman kaleng beralkohol juga botol air mineral.
Bella meraih satu botol air mineral lalu ia tuangkan ke dalam gelas yang ia ambil tadi. Kemudian ia letakkan gelas berisi air mineral itu tepat di samping piring makanan yang terhidang diatas meja. Tak lama kemudian Zayn kembali langsung duduk di kursi. Ia lantas menyantap sarapan paginya. Ketika Bella hendak keluar dari ruang dapur itu, Zayn memanggilnya.
"Hei, apa kau bisa membuat kopi?" tanya Zayn.
"Tentu saja tuan!" sahut Bella.
"Buatkan aku kopi yang enak!" perintah Zayn.
Bella celingak-celinguk mencari keberadaan kopi dan gula di dapur itu
"Tuan, mana kopinya? Saya bahkan tidak melihat ada gula di dapur ini!" tanya Bella.
Zayn lantas celingak-celinguk mencari keberadaan kopi serta gula yang dikatakan Bella barusan. Ia kemudian tersadar bahwa dirinya memang tidak pernah berbelanja apapun lantaran semua keperluannya selalu disiapkan oleh asistennya.
"Nanti kau pergi belanja bahan makanan di supermarket... aku akan memberikan uangnya padamu!" kata Zayn pada Bella.
"Iya," sahut Bella.
"Apa kau sudah makan?" tanya Zayn.
"Sudah tuan," sahut Bella.
"Bersihkan kamarku terlebih dahulu... sehabis sarapan aku mau lanjut tidur lagi! Kamarku ada dilantai atas dan ingat, jangan sampai ada yang kotor karena aku suka kebersihan!" kata Zayn lagi.
"Baik tuan," sahut Bella lantas pergi menaiki anak tangga menuju lantai atas untuk membersihkan kamar Zayn.
Bella membuka pintu kamar utama yang menjadi kamar tidur majikannya. Ketika baru saja membuka pintu kamar itu, Bella terkejut melihat ruang kamar yang sangat berantakan.
"Oh my Gosh... ini kamar atau kapal pecah sih? Bukannya dia bilang kalau dia itu suka kebersihan, tapi apa ini... semuanya berantakan!" gumam Bella begitu tak menyangka bahwa ia akan melihat rupa ruangan kamar yang sangat berantakan.
Sambil menghela nafas panjang Bella pun mulai membersihkan ruangan kamar utama itu. Langkah awal yang ia lakukan adalah mengutip semua pakaian kotor yang berserakan dilantai lalu ia kumpul menjadi satu di dalam keranjang. Dengan penuh semangat Bella membersihkan ruang kamar itu. Ia menyapu, mengepel lantai serta mengganti kain sprei serta selimut dengan yang baru dari dalam lemari.
Beberapa saat kemudian Bella terduduk dilantai kamar Zayn sambil ngos-ngosan. Ia melihat ruangan itu menjadi bersih dengan lantai yang mengkilap.
"Aaahh, akhirnya ruangan ini terlihat seperti ruang kamar sungguhan! Dasar pria aneh, suka akan kebersihan tapi malas membersihkan kamarnya sendiri bahkan pakaian kotornya saja tidak ia letakkan di dalam keranjang cucian!" ucap Bella dalam hatinya.
Lalu setelah menyantap makanan sarapannya, Zayn naik kelantai atas menuju ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan melihat ruang kamarnya tampak bersih serta rapi. Pengharum ruangan pun menyemprotkan cairannya sehingga udara di dalam kamar itu wangi.
"Heemm, aku pasti tidur nyenyak di hari libur ini!" ucap Zyan dalam hatinya.
Kemudian Zayn melirik Bella masih duduk meringkuk dilantai kamarnya.
"Hei, sedang apa kau?" tanya Zayn.
"Tentu saja istirahat! Kamar seluas ini saya bersihkan seorang diri... begitu banyak sampah dan pakaian kotor yang merusak pemandangan mata tadi! Saya lelah tuan." sahut Bella.
"Cih, lemah sekali kau baru begitu saja sudah lelah... belum lagi kau harus membersihkan seluruh ruangan di apartemenku ini!" kata Zayn.
"Aaaah, saya tidak mau tuan... saya mau pulang saja, saya tidak sanggup bekerja sebagai pelayan tuan!" kata Bella seraya bangkit dari lantai dan hendak pergi, namun Zayn tidak mengizinkannya. Zayn menarik lengan Bella untuk menahannya agar tidak kabur sebagai pelayannya.
"Hei, kau tidak bisa sembarangan memutuskan untuk keluar dari pekerjaan ini! Kau sudah tanda tangan kontrak kerja kan!" seru Zayn memaksa Bella untuk menjadi pelayannya lantaran ia sudah kesulitan mencari pelayan yang mau bekerja di apartemennya.
"Tapi saya kan belum terima uang sepeserpun!" kata Bella.
"Tetap saja kau itu harus mengerjakan pekerjaanmu sampai masa kontrakmu habis... urusan gaji kau tidak perlu khawatir karena aku bisa membayarmu dengan gaji yang tinggi!" kata Zayn.
"Eh, yang benar tuan?" tanya Bella langsung berubah pikiran ketika ia mendengar Zayn akan memberikan gaji yang besar untuknya.
"Iya, kau tenang saja... aku akan menggajimu dengan bayaran yang tinggi!" sahut Zayn.
"Baiklah, kalau begitu saya akan membersihkan seluruh ruangan di apartemen ini!" seru Bella kegirangan sembari berlari turun kelantai bawah.
Zayn melirik wanita muda itu dengan perasaan jengkel.
"Dasar wanita matre!" gerutu Zayn kemudian menutup pintu kamarnya dengan membantingnya agak keras.