Setelah Sovich dan keluarganya angkat kaki dari kediaman Lucas, Zayn pun berniat untuk melakukan hal yang sama. Ia tampak bangkit dari sofa yang ia duduki diruang tamu itu.
“Ayo kita pergi!” kata Zayn pada Bella. Bella pun ikut bangkit dari tempat duduknya, begitupula dengan Silvia yang lantas mendekati Zayn.
“Zayn, kau mau kemana?” tanya Silvia dengan tampang wajahnya yang sedikit menggoda.
Zayn menatap Silvia dari ujung rambut hingga kakinya. Merasa di perhatikan, Silvia berpikir bahwa Zayn tertarik pada dirinya.
“Heh, pria manapun yang ada di muka bumi ini tidak akan bisa menolak pesonaku, termasuk Zayn!” ucap Silvia dalam hatinya sembari menyunggingkan senyuman licik kepada Bella. Ternyata senyuman licik itu tidak bertahan lama dibibir Silvia setelah ia melihat apa yang dilakukan Zayn kepada Bella. Zayn meraih tangan Bella lalu mengecupnya dengan mesra.
“Kau tetap yang paling cantik di mataku.” Ucap Zayn kepada Bella.
“Ah, kau gombal! Kau sangat pintar berkata manis padaku… kau membuatku semakin mencintaimu.” Seru Bella lantas bermanja-manja sambil menggandeng tangan Zayn.
“Saranghae.” ucap Zayn.
“Sarang nyamuk.” Balas Bella.
“Hehehe, ayo kita pulang!” seru Zayn hendak melangkah pergi bersama Bella.
“Tunggu, Zayn!” seru Silvia berhasil menahan langkah Zayn dan Bella.
“Apa aku ini tidak cantik dimatamu? Aku ini supermodel dunia… tidak sepatutnya kau membandingkan kecantikanku dengan wanita yang ada di sebelahmu itu!” kata Silvia membuat Bella merasa terhina.
Zayn kembali menatap wajah Silvia dengan ekspresi wajah yang sedikit bingung.
“Eeemm, bagaimana ya bilangnya? Aku ingin berkata jujur tapi….”
“Sayang, kalau kau bingung untuk berkata jujur, biar aku saja yang mengatakannya.” Kata Bella memotong perkataan Zayn.
“Baiklah, aku persilahkan padamu.” Kata Zayn membiarkan Bella mendekat pada Silvia.
Bella tampak mengamati wajah serta tubuh Silvia secara rinci. Ia berputar mengelilingi tubuh Silvia yang membuat si pemilik tubuh itu kesal setengah mati.
“Bagaimana sayang? Apa kau sudah mendapatkan jawabannya?” tanya Zayn pada Bella.
“Haaah, memang cukup rumit bila dijabarkan tapi setidaknya aku ingin mengatakan padamua bahwa kau harus bersyukur mendapatkanku yang memiliki wajah asli… tidak palsu seperti dia.” sahut Bella sembari melirik kearah Silvia.
“Apa maksud perkataanmu itu?” tanya Lina sambil menatap kesal pada Bella.
“Ya, aku hanya ingin berkata jujur dari hasil pengamatanku barusan… kalau nona Silvia yang supermodel dunia ini telah melakukan beberapa permak wajah.” Kata Bella membuat semua orang terkejut begitu pula dengan Lina dan Silvia.
“Maksudmu oplas?” tanya Vivian.
“Ya! Bukan hanya diwajah saja, tapi dia juga melakukannya di pinggul serta dadanya.” Sahut Bella membuat Silvia tak mampu lagi menahan emosinya.
“Tutup mulutmu!!!” teriak Silvia berang dan ingin menampar wajah Bella, namun dengan sigap Bella menangkap tangann Silvia lalu menghempaskannya begitu saja. Apa yang dilakukan Bella berhasil menyimpan sedikit kekaguman di hati Zayn.
“Kau boleh tidak senang denganku, tapi jangan pernah berpikir bahwa kau bisa menindasku sesuka hatimu!” ucap Bella pada Silvia.
“Dasar wanita tidak punya sopan santun!” seru Lina semakin kesal pada Bella.
“Bibi, keponakanmu sangat sombong… jadi aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran!” balas Bella menatap Lina dengan tatapan tajam.
“Beraninya kau menatapku seperti itu!!!” pekik Lina kesal sejadi-jadinya dan ingin melayangkan telapak tangannya pada wajah Bella, namun Zayn berhasil mencegahnya.
“Jangan sentuh wanitaku!” ucap Zayn melotot kesal pada Lina.
“Zayn, dia ibumu!!!” teriak Lucas tak senang Zayn bersikap seperti itu pada istrinya.
“Dia bukan ibuku!!!” balas Zayn juga berteriak.
“Kau semakin tidak bisa diatur!!!” teriak Lucas lagi.
Lina segera mengambil posisi sebagai orang yang paling teraniaya di dalam kekisruhan itu. Dengan tetesan air matanya Lina memeluk Lucas dan menangis dalam pelukannya.
“Sayang, aku tidak mengapa kalau Zayn bersikap seperti itu karena Zayn sudah kuanggap seperti anak kandungku sendiri, tapi wanita itu… dia bersikap tidak sopan padaku., hiks....” ucap Lina mengadu pada suaminya agar membenci Bella.
“Zayn, apa wanita seperti ini yang akan kau jadikan sebagai istrimu? Dia sama sekali tidak pantas menjadi menantuku!” seru Lucas pada putranya sembari menunjuk kearah Bella dengan tatapan mata yang penuh kebencian.
“Bicara pantas atau tidak pantas, apa menurut ayah wanita yang ada di dalam pelukan ayah sekarang pantas menjadi ibuku?” kata Zayn membuat suasana ruangan langsung hening.
“Tanah kuburan ibuku bahkan belum mengering, tapi ayah sudah membawa wanita itu beserta kedua anaknya tinggal dirumah ini! Ayah bersenang-senang dengannya di dalam kamar dan melupakan ibuku begitu saja. Apa jangan-jangan ayah sudah melupakan ibuku sebelum dia meninggal karena wanita itu?” kata Zayn lagi membuat Lucas dan Lina tampak sedikit gugup.
“Ka-kau jangan membawa-bawa mendiang ibumu!” seru Lucas.
“Heh, kenapa? Apa ayah takut aku mengungkap dosa ayah dan wanita itu di masa lalu?” tanya Zayn.
“Jaga bicaramu, Zayn!!!” bentak Lucas kesal.
“Sayang, jangan semarah ini… nanti penyakitmu kambuh lagi.” Kata Lina pada Lucas.
“Aku sudah menepati janjiku… aku tidak perduli ayah setuju atau tidak dengan pilihanku!” ucap Zayn lantas meraih tangan Bella kemudian membawanya keluar dari rumah mewah itu.
Lucas dan yang lainnya tidak bisa berkata-kata apalagi menahan langkah Zayn. Sementara Silvia masih menyimpan rasa kesal terhadap Bella lantaran Bella telah mempermalukan dirinya di depan semua orang. Silvia juga merasa bahwa Bella adalah satu-satunya orang yang menjadi penghalang bagi dirinya dan Lina untuk menguasai seluruh harta kekayaan Lucas yang akan jatuh ketangan Zayn sebagai pewaris tunggal.
Zayn dan Bella masuk ke dalam mobil, lalu mereka menghembuskan nafas lega disana.
“Haaah, aku tidak percaya bahwa pekerjaan yang aku ambil ini sangat membahayakan untukku.” ucap Bella baru menyadarinya.
“Jangan coba-coba untuk mengingkari kontrak perjanjian diantara kita! Aku sudah menuruti semua permintaanmu sebagai imbalannya, jadi kau harus melakukannya secara totalitas! Kalau kau berani melanggar satu point saja dari syarat perjanjian kita, maka aku akan menghabisimu!” kata Zayn mengancam Bella.
“Kalau kau menghabisiku… kau akan masuk penjara! Memangnya kau pikir di negara ini tidak memiliki hukum!” seru Bella.
“Aku tidak perduli!” sahut Zayn.
“Hei, kau pikir baik-baik! Kau melakukan semua ini untuk mengambil semua hak-mu kan? Kalau kau masuk penjara karena membunuhku maka kau tidak akan mendapatkan apapun, apalagi membalas sakit hati ibumu pada wanita pelakor itu!” kata Bella membuat Zayn lantas menoleh padanya.
“Apa? Kau ingin tanya kenapa aku tau darimana mengenai masalah itu?” kata Bella, sementara Zayn masih menatapnya dengan rasa penasaran.
“Kan kau sendiri yang mengatakannya tadi saat kau bertengkar dengan ayahmu! Kau lupa?” kata Bella lagi.
“Oh, iya… aku tadi sempat mengatakan masalah itu di depan semua orang.” Gumam Zayn.
“Heh, kau terlalu banyak menghabiskan waktumu untuk menghasilkan uang, makanya kau menjadi pria pikun seperti ini.” gerutu Bella.
“Aku tidak pikun, hanya lupa saja!” seru Zayn menyangkal.
“Pikun dan lupa, apa bedanya? Dasar!” gerutu Bella sengit sembari melirik Zayn yang hendak menyalakan mesin mobilnya.