Mobil mewah itu melaju cukup kencang di jalanan yang tampak sepi. Bella dan Zayn hanya membisu selama mereka berada di perjalanan pulang. Bella melihat sebuah halte yang tak jauh dari keberadaan mereka.
“Tuan, berhenti disini saja… aku akan pulang ke kosan naik angkutan umum.” Kata Bella pada Zayn yang sedang fokus menyetir mobilnya.
“Untuk apa kau kembali ke kosanmu? Apa kau lupa kalau sekarang kau sudah menjadi wanitaku?” Zayn melirik sekilas pada Bella yang tampak terperanjat karena perkataannya barusan.
“Kita hanya pura-pura saja.” Sahut Bella berusaha untuk tenang.
“Heh, pura-pura kau bilang?” ucap Zayn dengan senyuman tipis disudut bibirnya.
“Tentu saja! Bukankah kita sedang bermain peran? Aku hanya menjadi seorang istri dengan pernikahan palsu.” Sahut Bella.
Ceeekkkiitt….
Tubuh Bella sedikit terhempas ke depan ketika Zayn menghentikan mobilnya secara mendadak. Bella lantas menoleh pada Zayn yang sedang menatapnya. Zayn mengangkat jari-jarinya menyentuh dagu Bella serta mendekatkan wajahnya.
“Kita memang menikah palsu dan kau berperan sebagai istri palsuku… tapi, tidak sebagai wanitaku!” bisik Zayn di telinga Bella.
Bella tampak bingung mengartikan kalimat terakhir yang diucapkan majikannya tersebut.
“Apa maksudmu?” tanya Bella saling menatap kepada Zayn.
Zayn melepaskan jari-jari tangannya dari dagu Bella, kemudian menghadap pada setir mobilnya.
“Setelah kita sampai di apartemen aku akan menjawab pertanyaanmu.” ucap Zayn dengan senyuman licik yang terukir dibibirnya.
Zayn kembali melajukan mobilnya menuju ke apartemen, sementara Bella masih terpaku disertai dengan perasaan bingung mengartikan perkataan Zayn barusan.
"Apa maksudnya? Kenapa dia malah membawaku ke apartemennya?" tanya Bella dalam benaknya.
Sepanjang perjalanan Bella terus saja bertanya-tanya dalam benaknya. Pikirannya sibuk mencerna semua perkataan yang dilontarkan oleh majikannya tersebut. Tak lama berselang mereka pun sampai di apartemen. Bella masuk ke dalam dan melihat dua koper kecil yang terlihat sangat familiar dimatanya.
“Sepertinya aku mengenal koper-koper ini.” gumam Bella terus memperhatikannya.
“Tentu saja kau mengenalnya… itu kan koper milikmu!” sahut Zayn.
“Oh, begitu ya.” Gumam Bella lagi.
“Apa???” pekik Bella membuat Zyan kaget.
“Kenapa koperku ada disini???” pekik Bella lagi.
“Karena mulai sekarang, sebagai wanitaku kau harus tinggal disini bersamaku!” ucap Zayn tegas.
“Apa??? Tinggal disini??? Bersamamu, tuan???” pekik Bella terkejut.
“Iya! Jangan bereskpresi seperti itu! Bukannya memang begitu… sebagai wanitaku kau harus tinggal bersamaku disini.” ucap Zayn. Bella hanya terdiam sambil menatap majikannya yang tampak duduk santai di sofa ruang tengah.
"Apa-apaan ini? Kenapa jadi seperti ini?" ucap Bella dalam hatinya.
“Sudah, bawa koper-koper itu ke dalam kamar sana! Ingat, ke kamarku ya!” ucap Zayn lagi.
Lagi-lagi Bella terkejut serta bingung mendengar apa yang dikatakan oleh majikannya.
“Tunggu! Apa kau bilang tadi? Wanitaku? Kamarku? Apa maksudnya? Siapa wanitamu?” tanya Bella.
“Tentu saja kau, lalu siapa lagi? Memangnya di apartemen ini ada wanita lain selain dirimu!” seru Zayn.
“Apa?” ucap Bella masih kebingungan.
Zayn berdecak kesal sambil bangkit dari sofa itu. Ia mengambil dua koper milik Bella dan membawanya naik kelantai atas.
“Hei, apa yang kau lakukan tuan?” tanya Bella lagi sembari mengikuti langkah Zayn yang pergi menuju ke kamarnya.
“Dasar wanita lamban! Dia malah bengong saja.” gerutu Zayn terus saja melangkah tanpa menghiraukan Bella yang berlari mengikuti langkahnya.
Zayn membuka pintu kamarnya dan meletakkan dua koper tersebut tepat di samping lemari besar.
“Masukkan semua pakaianmu ke dalam lemari ini! Ingat, kau harus menyusunnya dengan rapi karena aku tidak suka melihat isi lemari yang berantakan.” Kata Zayn.
Bella masih mematung diambang pintu. Ia menatap Zayn yang sibuk membuka kancing tangan kemejanya. Kemudian Zayn melirik Bella yang masih saja berdiri tidak melakukan apapun yang ia perintahkan.
“Kau sedang apa disana? Apa kau sedang berakting jadi patung?” tanya Zayn dengan meninggikan nada bicaranya.
“Cepat susun semua pakaianmu dalam lemari itu!” seru Zayn.
“Tapi kenapa?” tanya Bella.
Lagi-lagi Zayn mendengus kesal. Ia menarik sebuah laci dan mengeluarkan surat kontrak perjanjian mereka, lalu memberikannya kepada Bella.
“Baca ulang dengan teliti! Kau harus memahami setiap poin yang tertera disana!” seru Zayn lagi.
Bella masih saja menampilkan raut wajahnya yang tampak bingung, namun ia meraih surat kontrak tersebut dan membacanya lagi untuk kedua kalinya. Bella membacanya dengan seksama pada setiap aturan yang harus dipatuhinya selama menjadi istri palsu bagi sang majikan. Namun tiba-tiba saja mulut Bella tercengang saat dirinya membaca salah satu aturan-aturan di surat kontrak yang telah di tanda tanganinya.
“Aturan apa ini???” pekik Bella lagi-lagi membuat jantung Zayn berdebar lantaran kaget dengan suara pekikannya.
“Bisakah kau tidak memekik sekencang itu? Kau membuatku kaget saja!” teriak Zayn kesal.
Sambil mendengus kesal Bella mendekati Zayn.
“Apa ini? Kenapa bisa ada peraturan ini di surat kontrak perjanjian kita?” tanya Bella seolah curiga bahwa dirinya telah dijebak oleh Zayn.
“Hei, apa kau mencurigaiku?” tanya Zayn melotot pada Bella.
“Tentu saja! Kau pasti menjebakku!” seru Bella.
“Sebelumnya aku tidak membaca aturan ini!” seru Bella lagi.
“Kau saja yang bodoh… kau tidak fokus membaca semua aturan yang tertera di surat kontrak ini karena kau sibuk memikirkan keuntunganmu sendiri! Sekarang kau mau menyalahkanku, hah?” balas Zayn membuat Bella langsung membatu.
“Masa sih aku tidak fokus? Waktu itu aku memang sibuk memikirkan keuntunganku saja.” ucap Bella dalam hatinya kembali mengingat ketika ia menandatangani surat kontrak tersebut.
Zyan menyembulkan senyuman kemenangan dibibirnya. Ia segera meraih tubuh Bella yang masih mengenakan gaun indah pemberiannya. Apa yang dilakukan Zayn tentu saja membuat Bella kaget setengah mati. Kedua matanya membulat menatap Zayn tanpa berkedip.
“Mulai sekarang kau harus menuruti semua keinginanku, bahkan dalam urusan ranjang sekalipun!” ucap Zayn tersenyum lebar membuat Bella bergidik ngeri.
“TIDAAAKKK!!!” jerit Bella sembari berontak di dalam dekapan Zayn.
“HAHAHAHA….” Zayn tertawa senang seolah menikmati apa yang sedang dilakukannya terhadap Bella.
"Aku tidak mau menjadi wanitamu!!!" jerit Bella lagi.
"Ingin menolak ya... hehehe, sudah terlambat!" seru Zayn sama sekali tidak mau melepaskan dekapannya dari tubuh Bella yang terus saja berontak.