“Kamu kenapa?” Baru saja kembali dari jalan-jalan, setibanya di hotel, Orion langsung merebahkan tubuhnya di kasur dengan tangan yang ia letakkan di atas kening. Matanya tertutup seolah ia benar-benar menghindar dari cahaya lampu. “Ngantuk,” jawabnya singkat atas pertanyaan Chisa. Chisa merasa ada yang tidak biasa dengan sikap Orion. Ia pun memberanikan diri untuk mengecek kening pria itu. Dan benar saja, Orion demam. Merasa terganggu dengan sentuhan Chisa, Orion memiringkan tubuhnya membelakangi gadis itu. “Aku cuma mau tidur sebentar. Jangan ganggu!” ucap Orion. “Kamu demam. Perlu aku teleponin Mbak Sany, nggak? Aku nggak tahu kalau mau bawa kamu ke dokter, dokter langganan kamu siapa dan cara ngehubunginnya gimana. Aku-” “Nggak usah. Aku bilang aku cuma mau tidur sebentar. Aku