“bagaimana? Lo suka sama rasa ice creamenya?” tanya Melano yang memang sengaja membawa Airin kesalah satu otlet ice cream yang menyediakan berbagai macam varian rasa. Dengan mulut penuh dan bibir belepotan Airin mengangguk namun tangisnya tidak juga kunjung mereda. “ya udah kalo enak, lo gak usah nangis lagi! Katanya tadi lo kalau dibeliin ice creame gak nangis lagi?” “Airin enggak ngomong gitu. Kan Airin Cuma bilang ayo. Huaaaaa!” Melano menggeleng sambil mengusap wajahnya frustasi. Beginikah rasanya menghadapi wanita yang tengah frustasi? Sungguh melelahkan. “ya udah diem, kalo enggak mau diem. Lo sebaiknya cerita sama gue! apa yang sebenarnya terjadi? Kok lo nangis gak selesai selesai kayak gini?” “sebentar. Airin nyelesaiin makan ice creamnya dulu!” ucapnya sambil terus me