“Butet! Butet.”
Seketika Airin tergagap saat suara Delano menggema diindra pendengarannya, dengan mata yang masih malas untuk membuka. Airin mengusap pipinya yang ia rasa ada sedikit air liur menempel karena posisi tidurnya terlalu miring. Sungguh menggelikan!
“butet!” lagi-lagi pintu kamarnya terdengar diketuk dengan sangat kerasnya, sambil mendesah kesal Airin membuka pintu kamarnya, mendapati Delano yang sudah berpakaian rapi berdiri didepan kamarnya.
“ada apa pak boss?”
“mana sarapan gue? lo tidur kayak orang mati saja, dari tadi gue panggil-panggil gak jawab-jawab.” Cerocos Delano.
Airin melirik jam dinding lalu mendesah kesal. “ya alloh pak boss! Ini baru jam berapa? Masih jam empat subuh sudah teriak-teriak minta sarapan?”
Seketika Delano memukul pelan kepala Airin. “lo
