Reuni dengan Kawan Lama

1110 Words
Esme mengamati piring yang ada ditangan Sakura. Memang benar piring tersebut sudah mulai diisi dengan beberapa kudapan yang menggugah selera. Esme berdecak. “Selera makanmu tidak berubah ya? Kau mau jadi gendut di upacara pernikahanmu nanti? lemak ditubuhmu itu sudah bergelambir dimana-mana,” komentar Esme pedas dia bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan. “Diam kau, b***h. Aku tidak butuh komentar buruk dari mulutmu. Thomy suka aku yang seperti ini, makanya dia memutuskanmu dan memilih berkencan denganmu. Lihat? Aku dan dia bahkan sudah bertunangan sekarang,” balasnya lagi sambil memamerkan cincin di jari manisnya kepada Esme dan mengamit lengan Thomy. Jhon mengamati interaksi dua perempuan di hadapannya. Mereka berdua terlihat santai walaupun isi pembicaraanya lebih banyak saling mengejek. Tampaknya dahulu memang pernah ada semacam peristiwa tertentu dan Jhon langsung paham apa yang menyebabkan itu semua hanya dari dialog mereka yang saling sindir tentang masa lalu. Cukup rumit memang, tetapi sepertinya mereka berdua sudah berdamai dengan keadaan. Tapi sedikit menarik ketika Jhon diberi kesempatan untuk melihat Esme bertingkah kekanakan, dan semakin mengejutkan karena dia bahkan bisa akur dengan sahabatnya yang punya latar belakang merebut pacarnya dulu. Lama menghabiskan waktu mendengarkan mereka bercakap-cakap, Sakura menyadari bahwa Esme tidak sendiri. “Siapa yang kau bawa ini?” tanya Sakura langsung yang membuat Esme melirik Jhon lalu tersenyum bangga didepan perempuan itu. “Ini pacar baruku. Jhon, perkenalkan yang gendut disana itu namanya Sakura perebut pacarku waktu di SMA, dan yang disebelahnya itu Thomy, tunangannya,” kata Esme yang dibalas Sakura dengan tatapan mematikan, tetapi tersenyum manis kepada Jhon. Jhon langsung bersikap professional dan tersenyum sopan pada si pinky. “Senang bertemu denganmu, Sakura. Saya Jhon.” “Aku harap Esme tidak menyusahkanmu ya, Jhon. Perempuan murahan ini punya tabiat buruk dan luar biasa menyebalkannya,” sahut Sakura yang jelas dimaksudkan untuk menyerang balik sahabatnya. “Ya, terkadang dia seperti itu. Dia juga orangnya sedikit pemarah, tetapi saya menyukai dia yang seperti itu,” timpal Jhon berbasa-basi dengan sangat lugas seolah dia betul-betul memiliki rasa cinta yang begitu mendalam kepada Esme. “Begitukah? Aku bersyukur sekali ada pria baik hati yang mau memungut sampah masyarakat ini menjadi pacarnya. Tapi aku harap kau berhati-hati, orang ini seorang heartbreaker. Pastikan agar kau tidak menjadi salah satu korbannya. Reputasinya sudah sangat buruk lho.” “Terima kasih atas peringatannya, tetapi saya sudah mengikat tali dilehernya jadi dia tidak akan kemana-mana,” sahut Jhon santai. Bagi Sakura itu mungkin terdengar seperti sesuatu yang metafora, padahal memang begitulah hubungan mereka. Esme langsung terbatuk mendengar komentar Jhon. “Hei, bisa-bisanya kalian membicarakan hal buruk tentangku, padahal aku tepat ada di depan kalian dan Jhon, apa-apaan kata-katamu barusan? Kau pikir aku ini anjing?” sela Esme dengan kesal. “Bukan anjing, tetapi kucing yang nakal,” sahut Jhon yang membuat Sakura membelalakan mata dan pipinya merona merah mendengarnya, Thomy pun hanya bisa berdeham. Kata-kata Jhon sangat ambigu yang tentu saja memancing siapa saja untuk berpikir yang bukan-bukan. Esme langsung putar otak. “Thomy kau terlalu bersinar disamping Sakura, harusnya kau buang dia disuatu tempat,” canda Esme yang berusaha mengalihkan topik pembicaraan. “Thomy, kau tidak mungkin melakukan itu padaku ‘kan? jangan dengarkan perempuan gila itu. Ah! Sial kau membuat pembicaraan kita berputar-putar. Aku jadi ingat yang lebih penting dari semua basa-basi ini. Jelaskan apa yang baru saja terjadi antara kau dengan Kak Arthur,” timpal Sakura tidak suka sambil menggenggam tangan pria disampingnya. Esme tertawa melihat gelagat si perempuan berambut pink. “Coba tebak?” balas Esme, yang membuat Sakura cemberut. “Tinggal kau jawab saja kan pertanyaanku, kenapa harus berbelit-belit sih?” Setelah tawa Esme berhenti, dia kemudian memasang ekspresi seolah baru menyadari sesuatu. “Tunggu, jangan bilang kalian tidak tahu? Aku dan Arthur kan dijodohkan, tapi aku tidak mau.” “Apa?!” Mulut Sakura kontan langsung mengangat saking terkejutnya. Itu jelas informasi yang paling spektakuler yang dia ketahui. “Ide siapa itu?” untuk pertama kalinya Thomy langsung tertarik mendengar masalah hidup orang lain. Ya, sesuatu yang menyangkut kakaknya memang akan selalu jadi topik yang lumayan diminati oleh si bungsu. “Ayahku dan ayahmu, Thomy. Siapa lagi memangnya?” “Apa pendapatmu mengenai hal ini Jhon? Apa kau sudah tahu hal ini? jujur saja aku sedikit tegang saat kau mengkonfrontasi Arthur seperti tadi,” ujar Sakura yang kini mengalihkan perhatiannya kepada Jhon seraya menatapnya dengan pandangan mata penuh iba. Walaupun Jhon tidak melihat bagaimana ekspresi yang wanita itu buat tetapi jelas bahwa Sakura seperti sedang mengasihaninya sekarang ini. Sebenarnya dia terutama Thomy agak khawatir terjadi adu jotos, tetapi untungnya mereka berdua cukup berkepala dingin sehingga hal yang tidak diinginkan pun tidak terjadi. Thomy menghela napas panjang, dia tampak terganggu dengan keberadaan Jhon diantara mereka. “Jhon sebaiknya kau harus mulai berhati-hati karena kau baru saja memusuhi orang yang salah. Kakakku itu bukan tipe yang akan puas hanya dengan ini, dia bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.” “Ya, saya sangat tahu bagaimana kinerja keluarga Shelby. Lagipula saya hanya sedang bekerja disini. Saya disewa oleh Esme untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Saya pikir ini pekerjaan yang cukup mudah, nyatanya tidak.” “Apa maksudmu, Jhon?” tanya Sakura yang tampak tertarik dengan pernyataan Jhon. Tetapi sebelum Jhon bisa mengatakan segalanya secara sembarangan, Esme buru-buru menggandeng tangan pria itu dan menjauhi kedua pasangan tersebut. “Kami permisi dulu, aku mau bertemu dengan beberapa klien ayah. Dia menugaskanku untuk menyapa mereka dipesta ini,” sela Esme yang sigap langsung menyeret Jhon dengannya. Saat ini mereka sudah berada cukup jauh, Esme langsung berkacak pinggang dengan amarah yang siap meledak. “Apa yang baru saja kau perbuat? Kenapa kau katakan hal itu pada Sakura dan Thomy?” “Saya hanya menjawab jujur perkataan mereka,” jawab Jhon dengan tampang muka tanpa dosannya. “Iya, tapi itu bukan sesuatu yang aku inginkan keluar dari mulutmu.” “Apakah berkata jujur itu salah? Toh saya sudah setuju berpura-pura menjadi kekasihmu malam ini di depan Arthur Shelby dan saya sukses melakukannya. Lantas apalagi? Kamu pasti melihat tatapan gusar yang dilayangkan oleh Arthur Shelby pada saya, sudah pasti kamu juga tidak memikirkan resiko yang akan saya hadapi kedepannya karena menantang dia. Saya tidak akan heran bila suatu saat tunanganmu itu akan mengacaukan hidup saya.” Esme memegangi kepalanya. Terus terang dia memang tidak berpikir jauh. Membawa Jhon ke pesta hanya sebagai pengalih perhatian dan memperlihatkan kepada Fin Shelby bahwa Esme tidak cocok menjadi menantunya. Siapa yang mengira bahwa Arthur akan bereaksi seperti itu, mengingat mereka berdua bahkan tidak memiliki ketertarikan. Yang aneh justru adalah reaksi Arthur sendiri, mengapa pria itu terlihat sangat marah dan terkesan seperti pria cemburu padahal mereka saja tidak berbagi hubungan emosional sedekat itu. Ada apa dengan pria gila itu?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD