Andin terus saja narik tangan Edo, tapi namanya tubuh Andin kalah gede, mana bisa si Edo pindah tempat. Leo aja heran sama tingkah Edo, itu anak kenapa sampai duduk di kursinya Lusi, padahal di samping dia kursinya kosong. “Nyet! pindah ke sini! lo udah rabun, itu tempat duduk punya Lusi!” seru Leo. “Iya, sana pindah!” Andin masih aja narik lengan Edo. “Lusi nggak berangkat! gue duduk di sini aja sama Markonah, sampai Lusi berangkat lagi,” ucap Edo santai. “Widih … ini ceritanya, si suami nggak rela kalau istrinya duduk seorang diri, co cuit banget!” seru Febian dari arah belakang. Edo melotot kearah Febian. “Diem lo, Nyet!” kesal Edo. “Ndin, lo duduk sama gue aja kalau nggak mau Edo!” seru Leo. “Nggak ada! Markonah duduk sama gue. Awas aja kalau lo berani deket sama dia!” Edo meng