Sementara itu setelah diketahui ibunya Rio terkapar di rumahnya, beberapa tetangga membawanya ke rumah sakit, hal itu disebabkan oleh penyakitnya yang kambuh dan harus segera dilarikan ke rumah sakit. Dalam perjalanan menuju ruang ICU, ibunya Rio terasa memutar memori di otaknya.
"Jika aku memiliki seorang anak laki-laki, aku ingin dia seperti diriku menjadi seorang pemain game profesional," ucap ayahnya Rio di dalam bayangan pikiran ibunya Rio.
"Aku ingin dia menjadi seorang dokter, menjadi gamer hanya bisa membuat kamu senang, tetapi menjadi seorang dokter bisa membuat kamu dan orang lain senang," ucap ibunya Rio.
Suaminya meneteskan air mata karena ia tahu jika istrinya itu mengidap penyakit ginjal dan masih belum bisa disembuhkan.
"Jika aku mati terlebih dahulu, aku mau kau menjadikan Rio sebagai seorang dokter," ucap ibunya Rio.
Namun kenyataannya, ayahnya Rio lah yang mati terlebih dahulu, sekarang ibunya harus menjalankan operasi dan harus segera mendapatkan donor secepatnya. Operasi itu akhirnya dilakukan tanpa sepengetahuan Rio terlebih dahulu.
Sementara itu di kediaman Wang mereka bertiga terlihat beradu argumen.
"Tadi itu aku hanya mengalah, lagipula akun asliku sudah level 100," ucap Wang karena tak terima dirinya dikalahkan oleh Lisa.
"Terserah kau saja, yang terpenting aku sudah mendapatkan apa yang aku mau," ucap Lisa tak peduli.
"Ya ampun kau ini," balas Wang kesal.
"Lalu kenapa kau tak bermain game ini Rio? jika ceritamu benar sebelumnya, sepertinya kau akan menjadi player yang hebat," ucap Lisa yang sudah mengetahui jika sebelumnya yang memakai akun Wang adalah Rio.
Menurut Lisa walaupun Rio baru memainkan game itu, tetapi kemampuannya dalam menentukan langkah dan serangan sangat efektif dan efisien sehingga jika ia sudah berada di level atas, bukan tak mungkin Rio bisa menjadi yang terkuat.
"Ya benar, Lisa mengatakan sesuatu yang jujur, ayo kita buat guild dan ikut turnamen agar nama kita terkenal," ucap Wang.
"Kalian terlalu berlebihan, aku tak sehebat itu. Lagipula ibuku melarangnya, kan?" ucap Rio sedikit senyum.
"Tapi kau bisa membanggakan ibumu, kau bisa menjual item yang ada di game dan mendapatkan uang banyak, seperti aku," ucap Lisa.
"Apa benar seperti itu?" tanya Rio.
"Kau pikir darimana aku mendapatkan peralatan game ini? ayah selalu melarangku bermain game, sampai ia tak mau membelikan aku peralatan ini, tetapi karena aku ingin memainkannya akhirnya aku membelinya sendiri," ucap Lisa lagi.
"Apa? kau melawan orang tuamu?" tanya Rio tak percaya.
Rio adalah anak yang penurut sehingga ketika ia mendengar itu dari Lisa, dirinya terkejut.
"Yasudah, tunggu apalagi? ayo mainkan Rio, atau begini saja," Wang mendekatkan mulutnya ke arah telinga Rio dan berbisik.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Lisa.
"Hah? kau serius Wang? tapi jika aku tak mendapatkannya bagaimana?" tanya Rio setelah mendengar bisikan Wang itu.
"Hei, apa yang kalian bicarakan? mendapatkan apa?" tanya Lisa.
"Aku serius, jika kau tak mendapatkannya juga tidak apa-apa, itu hanyalah bonus, bagaimana?" tanya Wang.
"Aku akan pikir-pikir dahulu," ucap Rio.
Hari itu di tutup dengan perpisahan mereka karena harus pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan Rio masih memikirkan tawaran Wang itu, tetapi ia juga tak ingin ibunya marah.
Sesampainya di rumah, ia tak melihat ibunya di manapun Rio mencarinya sampai ke sudut rumah, tetapi ibunya tak ada di sana.
"Aneh sekali, kemana ibu? biasanya dia sudah standby di depan pintu jika jam segini aku belum pulang," ucap Rio.
Lalu seseorang mendatangi rumahnya yang tak lain adalah tetangganya sendiri dan memberitahu pada Rio jika ibunya baru saja dibawa ke rumah sakit untuk menjalankan operasi.
"Apa? memangnya ibuku kenapa paman? apa kau tidak sedang bercanda?" tanya Rio dengan raut wajah cemas.
"Kau tenang dulu, ibumu pasti akan baik-baik saja," ucap orang itu.
Rio tanpa pikir panjang berlari dan segera menuju rumah sakit yang terletak tidak jauh dari rumahnya, sebenarnya Rio sudah tahu jika ibunya sering ke rumah sakit, tetapi ia tak mengira jika sebenarnya ibunya itu mengalami sakit yang seberat ini.
"Kenapa ibu tak memberitahu aku?" gumam Rio sambil terus melangkahkan kakinya, ia berlari dan dan kadang berjalan lalu kemudian melanjutkan larinya lagi.
Sesampainya ia di rumah sakit kemudian ia bertemu seseorang yang mengaku teman ayahnya dulu, ia tak sengaja melihat ibunya Rio yang dibawa kereta tidur ke dalam ruang operasi.
"Kau Rio? sudah besar rupanya," ucap orang itu tersenyum.
"Kau siapa? aku sedang mencari ibuku," ucap Rio panik.
"kau tak usah panik, ibumu sedang menjalankan operasi dan sebentar lagi akan berakhir, tidak usah panik," ucap orang itu lalu mereka berdua duduk di ruang tunggu.
Paman itu kemudian bercerita sembari menunggu ibunya Rio selesai dioperasi, ternyata dia dulunya adalah tim IT dari Fireclawn dan bertugas memperbaiki peralatan sebelum turnamen maupun setelah turnamen, ia sebenarnya di sana sedang mengecek kesehatannya, tetapi saat melihat ibunya Rio dibawa menggunakan kereta, paman itu lalu mengikutinya dan mengurus semua administrasi.
"Benar, ayahmu dulu adalah pemain terbaik di dunia dan tak ada yang bisa menandingi kemampuannya, tetapi semenjak ayahmu meninggal, semua orang yang bekerja bersamanya harus bekerja lebih giat karena penghasilan kami menurun," ucap orang itu.
"wah hebat, jadi ayah termasuk gamers profesional ya? tapi kenapa ibu melarangku bermain game ya?" ucap Rio.
Setelah perkenalan itu lalu orang yang mengaku sebagai tim IT itu menyebutkan namanya jika ia adalah Sam, dan saat ini dia sedang mencari pemain game untuk mengisi posisi pada tim buatannya.
"Kau tenang saja, ibumu pasti baik-baik saja karena dia orang yang kuat, dan jika kau berminat, aku sedang mencari seseorang untuk masuk ke dalam tim buatanku," ucap Sam pada Rio.
"Maaf sepertinya ibu takkan mengijinkan aku," balasnya.
Kemudian seorang dokter mendatangi mereka dan memberikan hasil operasi serta memberitahu hal apa saja yang tak boleh dilakukan ibunya Rio kedepannya.
"Jadi anda wali dari ibu Rina?" ucap dokter itu sembari membawa sebuah catatan hasil operasi.
"Iya dokter," ucap Sam berdiri.
"Selamat, karena operasinya berjalan dengan lancar dan ibu Rina telah berhasil melewati semuanya, tetapi," belum selesai dokter berbicara tiba-tiba Rio langsung masuk ke dalam ruangan itu dan mendatangi ibunya.
"Ibu? ibu kenapa? kenapa kau menyembunyikan ini dariku?" ucap Rio menangis.
"Maafkan ibu, ibu hanya tidak ingin kau khawatir, ibu ingin kau fokus pada sekolahmu," ucap ibunya sembari mengelus kepala Rio.
Lalu Sam bersama dokter tadi masuk juga ke dalam ruangan sembari memberitahu pada ibunya Rio hal yang tak boleh dilakukan.
"Untuk menjaga kondisimu dan memulihkan hasil operasinya, ada baiknya anda tidak boleh beraktivitas terlebih dahulu sampai kondisinya membaik," ucap dokter.
"Maaf dok, jika saya boleh tahu berapa lama, ya?" tanya Rina sedikit cemas.
"Mungkin bisa setahun atau dua tahun," ucap dokter.
Tentu saja hal itu membuat ibunya Rio kaget, karena jika ia harus beristirahat selama itu bagaimana nasib Rio dan dari mana mereka mencukupi seluruh kebutuhan keluarganya, apalagi Rio masih sekolah dan masih harus dibiayai.
"Apa? selama itu dokter?" tanya ibunya Rio.
"Iya nyonya, karena kondisimu sangat buruk, jika dipaksakan sekali lagi bukan hanya kesehatan anda tapi nyawa anda pun bisa lenyap," ucap dokter.
Rio hanya bisa terdiam, selama ini ia membiarkan ibunya bekerja sendirian tanpa mempedulikan kondisinya, bahkan Rio sering melakukan kesalahan pada ibunya. Sejak saat itu Rio berpikir bagaimana caranya menjadi anak yang berguna bagi ibunya.
Setelah kejadian itu akhirnya ibunya diperbolehkan pulang dengan sering mengontrol kesehatannya seminggu sekali, dan Rio mau tak mau harus menggantikan posisi ibunya bekerja di rumah.
"Wang sepertinya aku tertarik untuk memainkan akunmu, aku membutuhkan uang untuk ibuku," ucap Rio pada Wang yang saat ini sedang terduduk di bawah pohon sekolah mereka.
"Kau serius? memangnya ibumu kenapa?" tanya Wang ingin tahu.
"Ada sesuatu yang seharusnya tak usah orang lain tahu, tetapi aku rasa hanya ini cara agar ibuku tetap bisa beristirahat tanpa memikirkan aku," ucap Rio pada Wang.
Jika Rio sudah merahasiakan sesuatu darinya, itu artinya ada hal yang sangat penting dan Wang mengerti itu.
"Yasudah, mulai besok kau bisa memainkan akunku, jangan khawatir jika kau menemukan item yang bagus, nanti hasilnya kita bagi dua," ucap Wang.
Keesokan harinya Rio sudah mulai memainkan akun game milik Wang, target Rio saat ini untuk meningkatkan karakter ke level lebih tinggi.
"Wang ini pemain yang cukup payah, bahkan walaupun ia sudah melakukan top up, masih saja berada di peringkat 50," ucap Rio yang saat ini sedang di dalam game.
Ada sebuah quest yang harus dilakukan yaitu menyelamatkan seorang putri yang di sandera oleh bangsa goblin. Rio mengecek seluruh kelengkapan dan peralatan yang ia bawa, lalu ia menuju tempat quest itu diberikan.
Rio memasuki sebuah lorong di mana lorong itu seperti membentuk sebuah huruf D dengan ukiran dinding. Di sana ia bertemu seorang pengelana yang merupakan bot di dalam game itu. Pengelana itu mengatakan sesuatu yang tidak Rio mengerti yang berbunyi.
"Mutiara hitam adalah cahaya bagi yang dapat melihatnya."
Rio tak terlalu mempedulikan bot itu, karena di dalam game yang namanya bot terkadang selalu dihiraukan para player.
"Sepertinya misi ini tak terlalu sulit, tetapi mereka bilang di sini juga tempat farming yang bagus untuk mendapatkan bola kristal goblin."
Rio terus berjalan hingga akhirnya ia bertemu dengan sekumpulan goblin yang sedang menjaga istananya, di sana juga terlihat putri yang sedang di tawan.
"Jadi itu misi yang harus aku selesaikan, sepertinya tidak sulit, tetapi kenapa Wang selalu gagal?"
Kemudian Rio mulai menyerang sekumpulan goblin itu dan mendapatkan banyak koin setelah pembuahan yang ia lakukan, tetapi sekuat apapun Rio berusaha melawan goblin itu, mereka seperti tak pernah ada habisnya, mereka akan datang lagi dari balik pintu belakang dan hal itu membuat stamina Rio terus terkuras.
"Jadi ini alasan kenapa level ini sangat cocok untuk farming, dan salah satu tempat yang sulit ditaklukkan, tapi pasti ada celah ditempat ini agar para goblin itu tidak bermunculan kembali," ucap Rio.
"Tunggu dulu, ini seperti teka teki saja, apa mungkin aku harus melakukan itu?"