Rio yang sebelumnya sempat galau akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Wang karena ia begitu penasaran dengan game VR yang dikenalkan oleh Wang, ditambah streamer favoritnya telah membahas tentang game itu di beberapa video terakhirnya. Setelah ia meminta ijin kepada ibunya, kemudian Rio bergegas mendatangi Wang yang saat itu tengah asyik memainkan gamenya. Rio yang melihat Wang melalui layar monitor besar di depannya sedikit tertegun dengan tatapan mata yang terkagum-kagum. Oh ya, Rio sendiri sudah sering bermain ke rumah Wang, karena hal itu pula terkadang ia menganggap rumah besar itu seperti rumahnya sendiri.
Wang yang merebahkan diri sembari berkata-kata tak menyadari kehadiran Rio, dia asyik sendiri memainkan game itu sembari berteriak.
"Hei? kau gila ya? kenapa teriak-teriak begitu? tapi memang menyenangkan juga sih gamenya," ucap Rio.
"Seperti ada yang bicara padaku?" Ucap Wang tetapi ia terus melanjutkan permainannya.
"Jadi itu yang di mainkan Wang? benar-benar mirip seperti yang di review oleh idolaku," ucap Rio dengan tatapan mata yang cukup bahagia.
Di dalam sana nampaknya Wang sudah mendapatkan misi kenaikan levelnya, terlihat Wang cukup kesulitan untuk mengalahkan para monster level atas itu. Rio yang melihat aksi Wang itu sedikit terbawa suasana karena menurut Rio seharusnya Wang tidak menggunakan pedang yang panjang untuk mengalahkan monster yang ada di dalam kastil.
"Kenapa dia menggunakan s*****a itu? seharusnya dia menghancurkan dulu patung rusa, karena di sana terdapat sebuah perisai naga yang mampu menekan kekuatan penjaga kastil," ucap Rio yang melihat Wang di dalam game.
Wang yang mendengar kata-kata Rio itu lalu membuka helm proyektor miliknya seketika ia pun gagal dalam misinya kali ini.
"Eh? aku kira tak ada orang, bagaimana? apa kau tertarik dengan yang kumainkan sekarang?" tanya Wang dengan raut wajah bahagia.
Wang tahu jika Rio adalah anak yang berbakat di dalam memainkan sebuah game, menurutnya Rio akan menjadi seorang gamer profesional jika ia mau menggeluti dunia ini.
"Kenapa kau diam? bagaimana jika kau memainkan akunku? sebagai imbalannya jika kau berhasil melewati misi yang diberikan, aku akan mentraktirmu makan. Bagaimana?" Wang mendesak Rio agar mau memainkan permainannya.
Rio masih sedikit ragu, ia takut jika akhirnya dia memainkan game itu maka ia akan terus mencoba untuk memainkannya dan membuat ibunya kecewa, tetapi walau bagaimanapun Rio tetaplah seorang yang masih memiliki rasa penasaran yang tinggi, sehingga akhirnya dia memainkan game itu.
"Baiklah aku akan mencobanya, sekali saja tidak apa-apa, kan?" Rio tersenyum lalu memakai helm proyektor di kepalanya.
Rio mulai duduk dan hanya menggerakkan tangannya untuk bisa mengontrol karakter yang ada di dalam game itu. Setelah ia memasuki game itu, nampaknya ia sangat senang dan sedikit meneteskan air matanya.
"Jadi ini dunia game VR itu? ya ampun aku sampai terharu, ini benar-benar seperti nyata, bahkan semua yang aku lihat dan aku dengar ini serasa berada di kehidupan nyata."
Tak lama setelah Rio masuk ke dalam game itu, seseorang nampak melihatnya dan mengajak duel Rio, bukan tanpa alasan tetapi sepertinya ia hanyalah player yang iseng dan bermaksud menguji kemampuannya.
"Hei kau yang di sana, apa yang kau lakukan di kota Soluna? apa kau sama seperti kami? mengikuti event pengumpulan material?" tanya orang itu pada Rio.
"Ah, tidak-tidak aku hanya sedang mencoba game ini dan sepertinya game ini menarik," ucap Rio pada orang itu.
Orang itu kemudian mendekati Rio.
"Player baru, ya? sepertinya dia target yang cocok untuk aku curi itemnya, di tambah lagi semua yang ia gunakan kebanyakan item top up yang hanya bisa di dapatkan dengan membeli memakai uang asli, sepertinya ini hari keberuntunganku," gumam orang itu.
Ternyata ia bermaksud untuk mencuri item dari karakter Wang yang dimainkan Rio, di tambah lagi semua yang digunakan karakter Wang ini memanglah barang top up yang cukup kuat.
"Newbie seperti dia sepertinya terlalu mudah untuk aku bantai sendirian, untuk meningkatkan damage, aku akan pergi dan mengajaknya ke ladang gandum dan mengalahkannya di sana," ucap orang itu lalu mengajak Rio ke ladang gandum.
"Mau kemana kita? apa kau ingin mengajakku berburu item di tempat ini?" tanya Rio.
Sementara itu Wang malah terlihat tidur di sebelah Rio dan tidak melihat Rio sedang dijebak di dalam game itu.
"Tenang saja, kau ikut denganku supaya levelmu cepat naik, level 45 itu masih lemah dan tidak akan bisa bersaing walaupun semua item yang kau miliki hasil dari top up," ucap orang itu semakin membuat Rio percaya padanya.
Sampailah mereka di ladang gandum, di sana sebenarnya berisi monster yang hanya bisa di hadapi oleh karakter berlevel 60 dan tempat bersemayamnya monster serigala taring panjang yang cukup ganas.
Mereka melihat segerombolan serigala di ladang itu dan terlihat sangat jelas jika di bar atas serigala itu tertulis 60 yang menandakan jika level serigala di sana akan jauh lebih mudah dikalahkan jika level karakter berlevel 60 ke atas.
"Apa kau tidak salah membawaku kemari? ini adalah tempat untuk karakter berlevel 60 sedangkan aku baru berlevel 45, sepertinya aku akan kembali saja," ucap Rio karena ia tak mau membuang botol hellingnya cuma-cuma.
"Kenapa kau lari? Sayangnya kau tak bisa kabur karena sebelumnya aku telah mengajakmu berduel dan jika kau lari itu artinya kau kalah dan salah satu item yang kau miliki akan menjadi milikku," ucap orang itu.
"Apa? kau menjebakku ya?" tanya Rio dengan sangat terkejut.
Ia tak menyadari jika dari tadi memang niat orang itu hanya untuk menjebaknya dan mencuri item berharga milik karakter Wang itu. Rio yang baru saja menyadari hal itu lalu bertanya pada Wang, apakah ia harus kabur atau melawannya, tetapi Wang yang saat ini tertidur tentu saja tak mendengar Rio berbicara sehingga Rio mau tak mau harus melawannya.
"Wang? hei, kemana dia? ya ampun dia tertidur, apa yang harus aku lakukan?" Gumam Rio.
Sementara itu, orang yang sebelumnya mengajak Rio berduel telah siap dengan senjatanya. Orang itu mulai menyerang tanpa mempedulikan Rio yang hanya berdiri saja, lalu satu skill dia keluarkan untuk segera menyerang Rio.
"Rasakan ini, tebasan kilat!"
Satu tebasan pedang yang dibarengi dengan kilatan cahaya menuju ke arah Rio, Rio yang belum siap akhirnya harus terpelanting cukup jauh dan kehilangan 20% healling poinnya.
"Dua puluh point? s**l, level ku tak cukup besar untuk mengimbanginya, bagaimana ini?" ucap Rio.
Rio hanya menghindari setiap serangan orang itu dan mencoba menjaga jarak agar tidak terkena kritikal damage darinya.
"Kenapa hanya menghindar? ayo cepat lawan aku!"
Rio mulai kebingungan, apakah dia harus mencoba melawannya atau dia harus keluar dari duel itu, tetapi orang itu pasti takkan membiarkan ia lari begitu saja, ditambah lagi serigala yang ada di sana mulai terprovokasi dengan pertarungan mereka.
"Ini semakin buruk, jika aku paksa melawan orang ini pasti serigala-srigala itu juga akan mulai menyerang kami dan yang paling dirugikan adalah aku. Apa yang harus kulakukan? aku tak ingin Wang kehilangan item berharganya," ucap Rio.
Orang itu tak peduli dengan apa yang terjadi, ia terus menyerang Rio, tetapi Rio nampaknya cukup mahir dalam game itu, terbukti ia mampu menanamkan satu serangan kritikal pada orang itu dan harus kehilangan healling poinnya sebesar 40%.
"Pedang yang sangat kuat, bahkan walaupun karakter kami berbeda level masih bisa membuat satu serangan kritikal terhadapku, aku harus mengalahkan orang ini dan mendapatkan pedangnya," ucap orang itu sembari terus menghujani Rio dengan skill area miliknya.
Keadaan semakin buruk, kini Rio tidak hanya mendapatkan serangan dari orang itu, tetapi juga serigala yang ada di sana begitupun orang itu yang sepertinya tak kesulitan sama sekali membunuh para serigala itu.
"Ini buruk, aku harus lari dari sini, pertarungan ini tak mungkin aku menangkan," ucap Rio yang sudah merasa putus asa akan apa yang di hadapinya sekarang.
Namun saat Rio akan meninggalkan duel itu, tiba-tiba satu serangan combo dari orang itu membuat ia kehilangan semua healling poinnya dan menyebabkan ia kalah saat itu juga.
"Apa! tidak!"
"Akhirnya aku menangkan game ini, dan item yang ingin aku miliki adalah pedang ini," ucap orang itu.
Dalam game ini, seseorang yang berduel dan berhasil memenangkan duelnya akan memiliki salah satu item yang dimiliki musuhnya, sehingga untuk kali ini karakter yang dimainkan Rio harus kehilangan pedang itu.
"Bagaimana ini? aku menghilangkan pedang milik Wang, apalagi itu adalah item top up," Rio panik dan kebingungan.
Tak lama dari kejadian itu, Wang pun terbangun.
"Wah aku melewatkan sesuatu ya? jadi bagaimana permainannya? apa menyenangkan?" tanya Wang kepada Rio.
"Ah, iya hahaha, tetapi sepertinya aku harus pulang karena ini sudah sore Wang," ucap Rio berpura-pura tak terjadi apa-apa.
"Eh, kenapa cepat sekali? dan ekspresimu kenapa sangat panik begitu?" tanya Wang.
"Tidak-tidak aku tidak apa-apa, aku buru-buru harus pulang, sampai jumpa Wang," Rio terburu-buru dan kemudian ia berlari dark sana.
"Eh? hei tunggu. Ya ampun apa dia takut dimarahi ibunya ya? yasudah lah aku juga tak ingin terus memaksanya," ucap Wang dan membereskan peralatan gamenya itu.
Dalam perjalanan pulang Rio terus memikirkan kejadian yang baru saja ia alami, dan ia merasa sangat bersalah karena telah menghilangkan item milik Wang.
"Bagaimana ini? itu kan pedang Sagitarius yang hanya bisa didapatkan dari top up, bagaimana aku menggantinya? aku tidak punya uang," ucap Rio.
Dalam perjalanan itu Rio bertemu dengan Lisa yang nampak gembira setelah keluar dari rumah penyewaan peralatan game VR.
"Akhirnya aku mendapatkan yang aku mau, dan kedepannya aku akan mencuri lagi item orang yang levelnya lebih kecil dariku," ucap Lisa sembari tertawa.
Rio yang mendengar perkataan Lisa tadi sepertinya mencurigainya dan berpikir Lisa lah yang tadi menjebak dan mengalahkannya di dalam game.
"Apa? jangan-jangan yang tadi itu Lisa?" ucap Rio dan segera menghampiri Lisa.
"Lisa tunggu dulu!"