Kiren memang sengaja tidak memperdulikan Fabian saat ia bersama Kenzi. Ia sengaja balas dendam pada laki-laki itu yang telah sengaja lebih membela Aurel dibandingkan dirinya.
“Ren, Aurel mencarimu,” ucap Fabian ketus.
“Ooh yaa udah aku ke kantor sekarang. Ayo, Ken follow me.” Kiren mengajak Kenzi untuk mengikutinya.
Kiren dan Kenzi berjalan berduaan tanpa memperdulikan Fabian yang berjalan dibelakang mereka dengan wajah masam. Begitu tiba di dalam gedung Aurel langsung menghampiri Kiren dan ia sangat terkejut Kiren datang bersama Kenzi.
“Eh Kenzi. Apa kabar?” tanya Aurel menyambut kedatangan Kenzi.
“Aku baik-baik saja Aurel.” Kenzi melihat penampilan Aurel. “Kamu sekarang banyak berubah yaa.”
“Hahaha… yaa tahun juga udah berganti Ken jadilah aku beda.”
Fabian semakin kesal. Sudah tadi Kiren tidak memperdulikannya, sekarang Aurel juga bersikap yang sama. Kiren kemudian mengajak Kenzi untuk bertemu dengan Rio. Kenzi memberitahukan tentang apa yang dibutuhkan mempromosikan produk kecantikannya.
“3 hari lagi yaa kita meeting agar semua konsep yang kamu inginkan bisa dibicarakan Ken,” ucap Rio.
“Tentu saja Rio. Aku akan menantikannya,” ujar Kenzi.
Kenzi berpamitan kepada mereka sambil Kiren menemani laki-laki tampan itu keluar kantor agensi. Aurel melihat Kiren yang tampak sumringah saat bersama Kenzi.
"Hmm, apa Kiren suka sama Kenzi ya," ucapnya dengan senyuman penuh arti.
Berbanding terbalik dengan Fabian. Laki-laki yang juga melihat Kiren bersama dengan Kenzi sangat kesal, ia tak rela kalau Kiren dengan tertawa bahagia dengan pria selain dirinya.
"Sayang kayaknya Kiren sudah menemukan laki-laki pengganti Tian deh," ujar Aurel semangat.
"Masa sih," balas Fabian datar.
"Beneran deh. Lihat tuh Kiren bisa ketawa ketiwi sama Kenzi. Dari dulu itu si Ken memang suka sama Kiren, tapi si Kiren malah kepincut sama laki-laki bajirut bin anak tuyul jadilah begitu."
"Siapa yang kamu maksud laki-laki bajirut bin anak tuyul?"
"Si Tian lah, siapa lagi kalau bukan tuh kampret."
"Jangan asal bicara ga baik tentang orang lain Rel. Belum tentu juga Kiren mau sama Kenzi."
"Aku yakin mereka bisa bersama deh Sayang. Kiren itu cantik dan Kenzi juga cakep. Cocok loh mereka."
"Terlalu biasa belum tentu cocok."
"Belum tentu cocok gimana coba? Lihat deh si Kenzi memiliki semua yang diinginkan semua wanita. Pokoknya mereka cocok banget."
"Yang terlihat cocok belum tentu cocok. Kenzi terlalu terlihat sempurna nanti ujung-ujungnya malah cuman nyakitin doang. Aku ga yakin Kenzi seperti itu bisa aja sok baik, sok perhatian."
"Sayang jangan suka negatif thinking deh tentang orang lain. Pokoknya aku mau menjodohkan Kiren sama Kenzi biar mereka bisa jadi pasangan double K."
Fabian sangat kesal Aurel terus menerus memuji Kenzi dan ingin menjodohkan mereka. "Sudahlah kamu jangan sok jadi mak comblang dalam urusan asmara orang lain dan ga usah ikut campur urusan mereka." Bentaknya sambil berlalu pergi dari samping kekasihnya.
Aurel mengernyitkan dahinya. Ia heran dengan tanggapan Fabian tentang Kenzi. Fabian menjadi marah seperti pria yang sedang dilanda cemburu.
"Kenapa Fabian?" tanyanya kebingungan sendiri. Ada rasa sakit di dalam hatinya Fabian membentaknya tanpa alasan.
Fabian di dalam ruangannya sangat gusar membayangkan kalau Kiren bersama pria lain. Ia tak bisa begitu saja membiarkan wanita yang sudah 5 bulan belakangan ini menjadi teman ranjangnya. Apalagi ia membayangkan mata sendu Kiren yang terlihat sayu saat selesai bercinta.
"Aku ga bisa membiarkanmu dengan Kenzi," ucapnya geram.
***
Sudah 3 hari berlalu semenjak pertemuan Kiren dan Kenzi. Sudah 3 hari juga Fabian tidak bersama Kiren, hubungan Kiren dan Aurel sudah membaik tak ada lagi pertengkaran di antara mereka.
Kiren merasa ada sesuatu dengan Fabian. Ia heran kenapa laki-laki itu tidak lagi pernah datang ke apartemennya? Padahal dulu hampir setiap malam Fabian mampir ke unitnya untuk melepaskan napsu liarnya di atas ranjang. Ada sesuatu yang hilang dan hal tersebut membuatnya merindukan sentuhan-sentuhan Fabian.
"Kenapa sekarang aku yang ingin bercinta ya? Apa aku hubungi Fabian supaya malam ini ke unitku?" tanyanya pada diri sendiri dengan bimbang.
Keinginannya untuk menghubungi Fabian tak jadi ia lakukan saat melihat pria tersebut sedang berjalan berduaan sambil bergandengan tangan dengan Aurel. Lagi-lagi hatinya terasa begitu sakit dengan kemesraan mereka.
"Dasar laki-laki sialan!" ucapnya sangat kesal.
Sepanjang hari ini Kiren tak bisa fokus dalam mengerjakan semua pekerjaannya. Matanya terus menerus melirik ke arah Fabian dan Aurel yang seakan tak terpisahkan. Di dalam hatinya, terus mengumpat tentang kebodohannya sendiri yang dulu mau saja tidur dengan Fabian.
Meskipun, ia mengutuk kelakuan bodohnya, tapi tak bisa dipungkirinya kalau apa yang dilakukan Fabian mampu membuatnya melupakan Tian. Cumbuan dan napsu liar Fabian bisa membuatnya terlena.
Jam sudah menunjukan pukul 23.00 malam. Kiren berada di dalam kamar apartemennya menikmati secangkir kopi sambil menghisap vape rasa buah melon mentol mengeluarkan asap dari bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi membuatnya mengernyitkan dahinya.
"Siapa malam-malam ke sini?" ucapnya heran.
Bel pintu berkali-kali berbunyi lagi dan akhirnya ia pun melangkahkan kaki malas menuju pintu dengan kesal.
"Fabian!" pekik Kiren terkejut melihat laki-laki yang membuatnya kesal sekaligus dirindukannya.
"Kamu merindukan aku?" tanya Fabian dengan mengerlingkan mata nakalnya.
"Ngapain kamu ke sini?" Kiren menatap Fabian menyelidik.
Tanpa memperdulikan pertanyaan Kiren, Fabian langsung masuk ke dalam unit apartemen teman selingkuhannya. Sudah beberapa hari ini ia menahan diri untuk tidak memperdulikan Kiren, tapi pada akhirnya ia tak tahan juga. Ada sesuatu di dalam diri wanita itu yang bisa memuaskan gairahnya.
Kiren dengan kesal menutup pintu saat Fabian masuk ke dalam unitnya begitu saja. Meskipun, ia terlihat tidak menyukai kedatangan Fabian, tapi tak bisa dipungkirinya kalau kehadiran laki-laki maskulin itu membuatnya bahagia.
"Aku menginginkanmu, Ren," ucap Fabian dengan tatapan sayu.
Wajah Kiren yang tadinya kesal dengan kedatangan Fabian tiba-tiba berubah saat mendengar ucapan pria itu yang menginginkannya dan hanya bisa mengangguk kecil menandakan kalau ia juga sama seperti Fabian.
Tangan Fabian langsung menarik tubuh Kiren ke kamar membawa tubuh mereka berdua bergumul diatas ranjang untuk menuntaskan hasrat dan gairah.