HANYA STAF BIASA TANPA PROYEK

1043 Words
“Wah kamu ngantuk rupanya, yuk kita bobok ke ruangan,” kata dokter Langit. Dia tahu Mentari sudah mengantuk, lalu dia gendong dengan menempelkan kepala Mentari di bahunya agar bisa tertidur. Dan benar saja, belum sampai di ruangan, Mentari sudah terlelap dalam gendongan dokter Langit. “Terima kasih Dokter Anda telah banyak membantu saya. Terima kasih,” kata Bulan dia sungguh tak enak terhadap perlakuan spesial dokter Langit, tapi mungkin memang seperti itu sikap dokter terhadap pasien-pasiennya. Mungkin bukan hanya kepada Mentari, jadi Bulan juga tidak berani langsung berasumsi bahwa perlakuan terhadap Mentari adalah spesial. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Pak Rasha tolong tanda tangan ini dulu,” ucap manager HRD saat Rasha menghadap sesuai dengan instruksi yang dia minta. “Apa ini pak Bintang?” “Baca baik-baik Pak. Itu sudah di email tadi pagi-pagi. Kami semua juga jadi saksi saat Bapak menjatuhkan talak. Tinggal tunggu surat turun saja kan untuk mengurus perceraian. Jadi dari kami izin cerainya juga sudah kami berikan pada Ibu Bulan, karena izin ceari ASN kan juga tidak sembarangan.” “Kami sudah beri izin lalu gugatan akan Ibu Bulannya urus. Semua biaya juga akan biaya tanggung, bu Bulan juga minta agar nama dia dan nama Mentari dicoret dari daftar gaji Bapak. Agar Bapak bisa memasukkan istri baru atau siapa pun itu karena dia tidak mau jadi beban Anda. Karena selama ini ternyata bu Bulan bilang dia juga tidak pernah dapat gaji Anda, apalagi komisi-komisi Anda di proyek.” Rasha pucat pasi, semua yang dia lakukan selama ini terbuka di kantor. Dia yakin smeua karyawan akan tahu dari bisik-bisik. “Itu berkas pertama yaitu izin perceraian dari istri Anda. Pokoknya itu berkaitan dengan semuanya termasuk hak asuh anak. Walau nanti tetap saja keputusan yang ada di pengadilan. Tapi pokoknya itu tuntutannya semua.” “Lalu ini berkas kedua, yaitu pencabutan semua proyek dari tangan Anda dan proyek yang belum selesai harus Anda pertanggung jawabkan baik persentase pekerjaan mau pun keuangannya.” “Kalau ada selisih keuangan maka Anda diminta mengembalikannya dalam tempo 2X24 jam. Bila tidak dikembalikan maka Anda akan langsung mendapat somasi dari pemimpin proyek tersebut, sehingga Anda bisa menjadi tahanan kalau di adukan secara hukum.” “Hanya itu sih dari kami. Yang pasti kami akan tarik mobil inventaris dan Anda kembali ke posisi biasa. Tanpa proyek. Jadi tak ada ruangan khusus. Anda kembali ke posisi Anda semula yaitu hanya pegawai administrasi biasa. Gajinya juga sesuai itu. Tanpa tunjangan anak atau istri. Tidak ada gaji proyek sama sekali, tidak ada mobil operasional. Dan hari ini juga kosongkan ruangan Anda karena akan digunakan penggantinya.” “Dan masalah cuti Anda sudah turun silakan bersenang-senang. Anda bilang Anda ada proyek ke Lombok. Silakan ke Lombok padahal tiket Anda ke Bali.” “Silakan. Kami memberi selamat kepada Anda yang telah sukses melakukan pencoretan nama baik ASN.” “Sebaik-baiknya perempuan adalah yang memberi support pada suami bukan hanya minta-minta dan minta.” “Saya dengar dari Ibu Bulan kartu kredit biasanya dia yang tutup tapi selama 6 bulan ini Anda sudah menghabiskan 54 juta hanya untuk perempuan tersebut. Belum lagi uang komisi-komisi Anda. Mungkin sekitar 150 juta Anda sudah menggelontorkan dana selama 6 bulan menikah dengan perempuan tersebut.” “Padahal Anda tak pernah memberikan apa-apa pada Ibu dan Mentari anak Anda.” “Anda hebat ya. Dan saya juga tahu Mentari sekarang sudah dirawat di rumah sakit dan Anda tidak peduli. Anda lebih peduli pada rencana honeymoon Anda.” “Saat diberitahu Mentari sakit Anda bilang harus berangkat pagi karena sedang mempersiapkan berkas untuk ke Lombok padahal Anda sedang senat senut di kamar bersama istri kedua Anda.” “Saya tahu semua itu. Jadi silakan Anda cuti mulai besok dan setelah masuk Anda hanya staf biasa tanpa jabatan, tanpa apa pun dan ingat jam kerja Anda eight to five tak ada dinas luar, tidak ada keluar kantor sama sekali.” “Toh Anda tak perlu lagi kabur dua hari untuk kleonan dengan istri baru Anda sebab tiap hari pasti Anda sudah ketemu. Tidak perlu ngumpet-ngumpet dua hari dalam satu minggu kan? Karena Anda sudah tinggal bersama dengan gendak Anda itu.” “Dan saya tahu kontrakan istri Anda itu menggunakan uangnya bu Bulan. Jadi saya juga nggak aneh kalau Bulan mengambil semua ponsel, laptop, atau apa pun, karena memang Anda tidak punya apa-apa.” “Dengan gaji ASN Anda, Anda bisa apa kalau tidak ada proyek-proyek itu?” “Sungguh Anda tidak bersyukur. Baru diberi ujian kenikmatan dengan uang proyek sedemikian kecil saja Anda sudah cari istri baru. Saya yakin seyakin yakinnya dalam hitungan bulan Anda akan tahu siapa istri Anda, karena dia tidak mau lagi miskin.” “Istri Anda yang sekarang sudah tahu Anda punya rumah besar, punya banyak mobil, itu sebabnya dia mau sama Anda. Kalau Anda miskin, mana dia mau? Nggak ada perempuan seperti itu, yang mau sama suami orang bila lelakinya miskin. Ini dia mau jadi istri kedua atau ke-10 sekali pun asal Anda kaya. Tapi begitu Anda kere Anda ditendang!” Rasha berjalan tertunduk memegang dua map dari HRD tadi dia juga telah mengembalikan kunci mobil dan surat-surat mobil benar-benar dia sudah tak punya apa pun bahkan tadi pagi dia sengaja beli handphone untuk bisa berkomunikasi banyak foto dan chat atau apa pun ada di HP lamanya tak bisa dia ambil karena kemarin yang diberikan hanya kartunya saja semua akan terbongkar di situ tapi tak perlu lagi dibongkar atau sudah nyata lalu terlalu bodoh mau saja cerita apa pun Dan Rasha juga tak percaya pertemuannya siang itu sehabis main celup ternyata ketahuan sama Bulan dan Bulan langsung mengundang Galuh. sungguh sial hari itu. Rasha membenahi barang pribadinya di dalam ruangannya. Dia hanya akan punya satu meja biasa sebagai staff rendahan sepulang dari cuti honeymoonnya nanti. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Maaf Bu semuanya nggak ada di rumah. “Ke mana ya Mbok? Saya ingin bertemu dengan Bulan.” “Sejak malam pesta itu selesai semua pergi ke rumah sakit. Mentari dirawat di sana. Kan Ibu tahu dua hari Mentari sudah sakit tapi pak Rasha kan nggak peduli sama sekali. Itu yang tambah bikin Ibu Bulan marah. Jadi Ibu Bulan juga bilang kalau Ibu atau Bapak ke rumah ini tidak boleh masuk Bu. Dan semuanya sekarang di rumah sakit menunggu Mentari karena dia dirawat di sana.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD