07. Rabies

1010 Words
“Saya tidak ragu Nyonya. Saya yakin ingin menikah dengan Pak Hansel. Maksudnya Hansel.” Ucap Amel, menatap pada Hansel yang menatapnya dengan senyuman manis tersirat. Salah jawab maka sesuatu akan terjadi pada Amel. Jangan sampai salah jawab. “Oh ya? Kenapa? Karena dia kaya raya? Kau dibayar berapa untuk menjadi istrinya? Aku tahu bagaimana putraku. Dia tidak sudi dalam hubungan pernikahan. Sekarang kau datang ke rumah menjadi calon istrinya. Aku juga tahu selama ini, kau mencarikan Hansel teman kencan. Kau mencarikan teman kencan untuk lelaki yang kau cintai?” tanya Teresa. Amel merasakan keringat mulai bermunculan di pelipisnya, mendengar apa yang dikatakan oleh calon ibu mertuanya. Wanita paruh baya itu memang berkelas. Pandai mengatakan hal yang membuat Selena gugup mendengarnya. Jantung Amel seakan keluar dari raganya sekarang. “Saya- -Berapa lama pernikahan ini? Katakan saja. Saya tahu, kau sudah mengambil uang itu lebih dulu. Kau tidak mencintai putraku Amel. Atau belum. Tidak ada yang bisa menolak pesona Hansel tentunya.” Sungguh percaya diri sekali Nyonya Teresa ini. Mengatakan Amel akan jatuh cinta pada Hansel di kemudian hari. Amel menelan salivanya. Tanpa sadar tangan Amel menggenggam tangan Hansel. Lalu air mata keluar dari pelupuk matanya. “Hiks! Saya dibayar tujuh ratus juta.” Jawab Amel dalam menangis, membuat semua orang di sana terkejut ketika mendengar Amel menangis menjawab pertanyaan dari Teresa. Jefian dan Teresa menahan tawa mereka. Melihat Amel yang menangis dan tersedu menjawab pertanyaan dari mereka. Lucu sekali. “Yak! Kau hanya dibayar tujuh ratus juta lalu kau mau menikah dengan Hansel? Murah sekali harga dirimu! Paling tidak kau meminta rumah megah dan sebuah pulau yang harganya kalau dijual bisa sampai menghidupi dirimu dan anak cucumu nantinya.” Ucap Teresa masih dengan mulut tajamnya. Amel mendengar apa yang dikatakan oleh Teresa menghapus air matanya. “Harga diriku murah?” tanya Amel seperti gadis polos. Bertanya seperti itu pada Teresa. Teresa, Hana, dan Jefian tertawa kecil mendengar pertanyaan Amel yang bagi mereka begitu lucu sekali. Mereka sebenarnya tidak masalah Hansel mau menikah dengan siapa saja. Namun mereka tidak menyangka kalau Hansel akan membawa Amel ke rumah ini. Mengenalkan Amel sebagai calon istrinya. Ini Amel Yohara— yang mereka tahu gadis itu tidak pernah melirik Hansel. Bahkan dia selalu saja fokus dalam pekerjaannya. Tidak pernah lalai dalam pekerjaannya. Sekarang Amel menjadi istri bayaran dari Hansel. Entah apa yang dilakukan oleh Hansel sehingga Amel mau pada Hansel. Atau memang uang bisa membeli segalanya. Termasuk diri Amel. “Ya. Kalau kau bercerai nanti dengannya. Kau minta uang lebih. Paling tidak serarus milyar.” Kata Teres. Amel terkejut mendengar itu. “Seratus Milyar? Sebanyak apa itu?” tanya Amel. Uang tujuh ratus juta dikirim oleh Hansel kemarin saja sudah membuat jantungnya berdebar kencang tidak pernah melihat uang sebanyak itu. Apalagi seratus milyar. Yang benar saja! “Ya. Kalau kurang kau bisa meminta lima ratus milyar. Lagian uang segitu sangat sedikit bagi Hansel. Jangan menangis. Kau menjadi istri lelaki b******k nantinya. Untuk apa kau menangis?” tanya Teresa, berdiri dari tempat duduknya. Lalu berjalan menuju dapur. “Kau mau kue? Saya lihat kau sangat tegang sekali dari tadi. Tenang saja. Di rumah ini tidak ada yang gigit. Kalau yang rabies ada. Itu lelaki yang ada di sampingmu. Dia itu lelaki rabies yang akan menerkammu.” Plak! Teresa memukul kepala putranya. Hansel mengaduh dengan apa yang dilakukan oleh ibunya pada dirinya. Hansel memegang kepalanya, menatap pada ibunya yang menatap tajam pada Hansel. “Jangan berbuat m***m dii meja makan! Mama tidak akan segan menendang burungmu yang murahan itu!” ancam Teresa. Hansel mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya langsung menelan salivanya kasar. Lalu memegang miliknya yang ada di bawah. Takut sekali ketika ibunya berkata akan menendang burungnya. Ibunya ini tidak pernah main-main dengan apa yang dikatakan olehnya. Dia akan melakukan itu dengan senang hati. “Ma! Jangan!” ucap Hansel manja pada ibunya. “Makanya jangan berbuat m***m!” Teresa meletakkan kue di depan Amel. “Makan. Saya tidak akan memberikan racun padamu. Kau tidak perlu takut.” Ucap Teresa. Amel mendengar apa yang dikatakan oleh Teresa, mengangguk, lalu mulai memakan kue yang ada di depannya dengan satu kali gigitan. Amel terdiam. Rasanya sangat enak sekali. “Bagaimana? Enak bukan? Kalau kau sakit perut besok pagi. Saya tidak bertanggungjawab.” Teresa berkata santai. Tapi Amel langsung menghentikan kunyahannya. Jefian tertawa kecil. “Makan saja Amel. Itu tidak akan membuatmu sakit perut. Kau mau mengginap di sini? Membicarakan pernikahan ini. Tidak cukup waktu semalam ini. Besok pagi kita tetap akan membahas pernikahanmu dengan Hansel.” Jefian, meminta gadis itu untuk mengginap di rumahnya. Berharap Amel mau mengginap. Amel memikirkan ucapan yang dikatakan oleh Hansel tadi padanya. Soal mengginap. Amel mengangguk. Tapi dia akan mengginap di kamar siapa? “Kau bisa tidur dengan Hansel!” ucap Teresa. Napas Amel terhenti mendengar apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu pada dirinya. Amel akan mengginap di kamar Hansel? Yang benar saja Tuhan! Amel tidak bisa membayangkan sesuatu yang terjadi antara dirinya dan Hansel. Di tempat umum saja Hansel masih bisa melecehkan dirinya. Bagaimana di dalam kamar berdua dengan pria itu? Hansel menyeringai melihat raut tegang Amel. Kena kau. Hansel akan menyentuh wanita itu. Membuat wanita tersebut terbuai akan sentuhannya. Lalu Amel mendesahkan namanya. “Selamat tidur dengan si b******n Amel. Semoga kau kuat!” ucap Hana, beranjak dari tempat duduknya. “Tidak ada yang perlu aku dengarkan di sini. Lebih baik aku masuk duluan di dalam kamar.” Hana berjalan menjauh dari sana dan menuju kamarnya. Amel menatap kepergian Hana, berharap gadis itu mau menampung dirinya di dalam kamar gadis itu. Dibanding Amel tidur berdua dengan Hansel— lelaki tampan namun kemesuman dari Hansel sangatlah menakutkan untuk Amel yang selama ini tidak pernah disentuh oleh siapapun. “Jangan berharap bisa tidur dengan Hana. Dia termasuk gadis yang tidak suka ada seseorang satu ranjang dengannya. Lalu masuk ke dalam ruang privasinya.” Ucap Hansel. Amel mendengarnya menangis di dalam hatinya. Ya Tuhan … tolong dirinya lagi. Semoga saja malam ini. Keperawanannya masih tetap utuh sampai hari pernikahan itu tiba. Amel hanya mau melakukannya setelah mengatakan janji suci satu sama lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD