Jodohku di UGM : Part 1

2025 Words

-Ketika Dia mempertemukan dua orang di waktu yang tepat dan juga di tempat yang tepat.- "Selamaaat yaaaa, Ness!" tuturnya dengan tulus. Walau dalam hati, agak nyeri juga. Tapi ia tak mau membiarkan hatinya iri apalagi mendengki. Setiap orang kan mempunyai jalan hidupnya masing-masing. Usai mendoakan hal yang baik-baik, ia menutup telepon dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mungkin perasaan ini hanya bisa dirasakan oleh perempuan sepertinya. Ini saja, ia sesungguhnya masih agak pilu tapi ya sudah lah. Memang belum rejeki baginya. Ia masih dituntut untuk membahagiakan orangtua dulu dibanding menikah. Dan mungkin ini juga menjadi jalan baginya untuk mewujudkan satu per satu mimpinya. Dimulai dari S2, menjadi editor juga penulis di salah satu media massa terbesar di UK. Meski ia t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD