Lagi-lagi aku terkejut dengan perubahan sikap Kim. Dia yang tadi menepis tanganku dengan rasa yang sangat ketakutan, sekarang dia memelukku dengan perasaan sedikit lega. Rasa takutnya masih menguasai tubuhnya. Aku bisa merasakannya meski tidak mencium bau darahnya, tubuhnya yang memelukku masih gemetar ketakutan. Sejak tadi, aku hanya menahan napasku agar bau darahnya yang membuatku mual itu tidak tercium olehku. Perlahan kedua tanganku memeluk tubuhnya yang bergetar. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan dia menjadi ketakutan seperti ini. Aku mengelus punggung seraya menngucapkan kata-kata yang menenangkan. "tenang Kim, aku ada disini. Kau tak perlu takut, aku akan melindungimu" aku terus mengucapkan kata-kata-kata berulang kali. Setelah beberapa menit, tubuhnya sudah berhenti gemetar dan