"Bu Athalia, beberapa lukisan yang akan dikirim ke R Group telah dikemas dan dimasukan ke dalam mobil." Barbara, asisten Athalia melapor pada Athalia.
"Baik. Ikut aku mengirim lukisan-lukisan itu." Athalia berdiri dari tempat duduknya, meraih tas tangannya lalu melangkah keluar dari ruangan kerjanya.
Di belakangnya Barbara yang sudah bekerja untuknya sejak awal galeri itu dibuka mengikuti langkahnya.
R Group merupakan pelanggan besar galeri Athalia, jadi Athalia selalu mengirimkan lukisan ke sana secara pribadi untuk menjaga hubungan baiknya dengan perusahaan itu.
Barbara menyetir untuk Athalia, setelah beberapa menit perjalanan mobil yang mereka tumpangi sampai di depan sebuah gedung dengan tiga puluh lima lantai yang terletak di jantung kota.
Athalia dan karyawannya masuk ke dalam perusahaan setelah dipindai oleh petugas keamanan perusahaan yang ketat. Tidak hanya Athalia dan karyawannya, lukisan yang mereka bawa juga diperiksa.
Setelah itu seorang staf memimpin Athalia dan asistennya menuju ke ruang konferensi. Wanita itu menawarkan minuman pada Athalia dengan ramah lalu meminta Athalia dan asistennya untuk duduk.
Setelah sataf wanita itu pergi, pintu kembali terbuka. Seorang wanita berusia tiga puluhan tahun masuk ke dalam ruangan. Wanita itu merupakan manajer R Group.
Athalia sudah mengenal wanita itu sejak pertama ia mengirimkan lukisan ke perusahaan.
Wanita ini pernah hadir di acara pameran karya Athalia dan beberapa pelukis lain yang tergabung di asosiasi yang sama dengan Athalia. Dari pameran itulah karya Athalia dipromosikan ke atasannya dan pada akhirnya Athalia mendapatkan kesempatan untuk mengisi beberapa ruangan di perusahaan dengan lukisan-lukisan yang berasal dari galerinya.
"Lama tidak bertemu, Athalia." Wanita itu menyapa Athalia dengan ramah.
"Benar, sudah cukup lama." Athalia membalas dengan senyuman terbaiknya.
Setelah saling menyapa, keduanya mulai membahas masalah pekerjaan. Di akhir percakapan, mereka berjabat tangan.
Athalia mendapatkan sebuah proyek lain dari manajer R Group. Baru-baru ini CEO memerintahkan untuk membuat sebuah galeri pribadi di perusahaan yang diperuntukan untuk karyawan perusahaan.
Dan semua lukisan akan dikirim dari D Art Gallery yang memiliki karya dengan berbagai aliran. Bukan tanpa alasan manajer mempercayakan semuanya pada Athalia, wanita itu telah melihat sendiri karya-karya Athalia yang luar biasa, begitu juga dengan rekan-rekan pelukis Athalia.
Bahkan CEO nya juga menyukai lukisan-lukisan yang menyimpan banyak cerita itu.
Athalia telah menyelesaikan pekerjaannya, sekarang ia dan asistennya berada di dalam sebuah lift bersama dengan manajer yang mengantarnya sampai ke lantai bawah.
Pintu lift terbuka. Saat Athalia sudah keluar dari lift, ia tidak sengaja melihat seorang pria yang kini juga menatap ke arahnya. Athalia tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk beberapa detik. Apakah saat ini ia berada dalam dunia dongeng?
Itu adalah seorang pria yang tinggi dan ramping, rambutnya hitam legam dengan kulit seputih salju. Iris matanya berwarna abu-abu gelap. Hidungnya mancung, dengan rahang yang tegas.
Ternyata selama ini ia benar-benar buta. Ada pria lain yang lebih tampan dari Baskara. Athalia terpesona untuk beberapa saat.
"Athalia, beliau adalah CEO R Group, Pak Kanaka Rajendra." Manajer memberitahu Athalia. Selama ini Athalia hanya mengetahui nama CEO R Group, ia tidak pernah melihat sosok hebat yang telah membawa R Group menjadi perusahaan besar yang menguasai keuangan dunia.
Manajer tidak heran melihat Athalia yang tidak berkedip melihat atasannya, karena hampir semua wanita bereaksi seperti itu, termasuk dirinya. Namun, mereka hanya bisa menatap saja tanpa bisa mendekati karena atasannya alergi terhadap wanita.
Wanita mana pun yang mencoba mendekatinya pasti akan terlempar ke jalanan. Sayang sekali pria setampan itu tidak memiliki nafsu terhadap wanita.
Beberapa karyawan bergosip tentang atasan mereka bahwa pria itu penyuka sesama jenis, tapi hingga saat ini gosip itu belum terbukti, karena atasan mereka juga melemparkan pria yang mencoba mendekatinya.
"Atasan Anda terlihat luar biasa." Athalia memberikan pujian.
Manajer tersenyum kecil. "Anda bukan satu-satunya yang mengatakan itu. Faktanya beliau memang luar biasa."
Tiba-tiba pria yang sedang Athalia dan manajer R Group bicarakan melangkah ke arah tiga wanita yang berdiri tidak jauh dari lift. Baik manajer, Athalia dan asistennya merasa gugup, tapi ketiganya tetap bersikap tenang.
Lift khusus petinggi perusahaan jelas tidak berada di dekat mereka.
"Selamat pagi, Pak Kanaka." Manajer menyapa atasannya dengan sopan yang hanya dibalas dengan anggukan dari pria itu.
"Ini adalah Bu Denallie Athalia dan asistennya. Dia adalah pemilik D Art Gallery." Manajer memperkenalkan Athalia pada atasannya.
"Saya Denallie Athalia." Athalia mengulurkan tangannya dengan tenang.
Manajer ingin mengatakan sesuatu pada Athalia bahwa atasannya tidak suka menjabat tangan wanita, tapi ia kata-katanya hanya tertahan di kerongkongan.
Wanita itu sedikit terkejut saat melihat atasannya membalas jabat tangan Athalia. "Kanaka Rajendra." Pria itu menyebutkan nama lengkapnya, nama yang telah membuat banyak orang ketakutan hanya dengan mendengarnya saja.
"Senang berjumpa dengan Anda," seru Athalia.
"Ya," balas Kanaka. Tatapan pria ini menyiratkan sesuatu yang tidak bisa ditebak.
Athalia melepaskan tangannya dari tangan Kanaka. Ia merasa jiwanya akan terbakar jika ia bersentuhan lebih lama dengan Kanaka. Ini benar-benar sensasi yang menurut Athalia berbahaya untuk dirinya sendiri. Pesona Kanaka benar-benar mematikan.
Kanaka telah selesai memastikan sesuatu, ia lalu melangkah meninggalkan Athalia dan dua wanita yang ada di sana.
Asisten Kanaka tertinggal beberapa langkah, sebelum akhirnya pria itu menyusul atasannya. Ia masih belum bisa menerima apa yang terjadi barusan. Atasannya selalu menjaga jarak dari wanita, tapi kali ini atasannya menjabat tangan seorang wanita. Apakah kiamat sudah sangat dekat?
Di dalam lift, Kanaka berdiri dengan angkuh seperti biasanya. "Cari tahu semua tentang Denallie Athalia, waktumu hanya lima menit."
"Baik, Pak." Asisten Kanaka terbiasa dengan perintah dalam waktu singkat atasannya.
Setelah keluar dari lift, asisten Kanaka mulai bekerja, belum sampai lima menit ia sudah mengumpulkan semua tentang Denallie Athalia.
"Pak, ini data yang Anda minta." Yasa menyerahkan berkas pada Kanaka.
Kanaka meraih berkas itu dan memberi isyrat pada Yasa untuk meninggalkan ruangannya. Kanaka memang tidak pernah membiarkan Yasa berada lebih lama di dalam ruangannya. Alasannya adalah karena ia tidak ingin udara di dalam ruangannya tercemari dengan bau tubuh orang lain.
Hanya orangtua Kanaka yang bisa berada di ruang kerja Kanaka tanpa diusir oleh Kanaka meski sudah berjam-jam berkunjung.
Ia juga memerintahkan para pegawainya untuk tidak memakai wewangian dengan bau menyengat. Jika Kanaka sampai mencium bau itu, maka itulah hari terakhir pegawainya bekerja di perusahannya.
Kanaka memang memiliki kepribadian yang sulit untuk diterima oleh orang lain, tapi tidak ada yang bisa mengeluh pada Kanaka. Mereka semua hanya bisa mematuhi Kanaka.
Denallie Athalia, usia dua puluh tujuh tahun. Seorang lulusan jurusan seni rupa di salah satu kampus bergengsi luar negeri.
Mata Kanaka berhenti pada status Athalia yang merupakan istri dari seorang pengusaha yang bernama Baskara Aryasatya.
Ah, jadi ternyata malam itu ia tidur dengan istri orang. Sesuatu yang tidak pernah Kanaka duga sebelumnya. Ia bisa mendapatkan ribuan wanita lajang di luar sana, tapi kenyataannya ia tergoda oleh wanita yang merupakan istri orang lain.
Sangat wajar jika wanita itu tidak menghubunginya setelah malam panjang yang mereka lalui. Dan ya, wanita itu juga mungkin tidak mengingat dirinya, ia sudah memastikan tadi, dan jelas ia bisa merasakan Denallie Athalia tidak mengingatnya.
Kanaka merasa dia benar-benar gila karena begitu tertarik pada Athalia. Sebuah ketertarikan yang benar-benar tidak rasional.
Hari pertama ia bertemu dengan Athalia, dia memiliki perasaan aneh yang mendorongnya untuk menyentuh Athalia.
Selama ini ia sangat membenci wanita berada di dekatnya, tapi Athalia, ia bahkan tidak mendorong wanita itu ke lantai ketika menjatuhkan diri ke pangkuannya.
Ia tidak merasa jijik pada pertemuan antara kulitnya dengan kulit Athalia. Sejak ia kecil, ia selalu membenci wanita menyentuh dirinya. Ia bahkan tidak ragu untuk mematahkan tangan wanita yang masih lancang menyentuhnya setelah ia beri peringatan. Dan hal itu bertahan sampai sekarang.
Kanaka tidak pernah memiliki ketertarikan sesksual terhadap wanita, tapi bukan berarti ia penyuka sesama jenis karena ia juga tidak menyukai pria.
Namun, ketika ia bertemu dengan Athalia, percikan api bergejolak di dalam dirinya. Darahnya berdesir hebat.
Jantungnya berdetak saat ia melihat wajah cantik Athalia. Tidak, ia pikir itu buka hanya karena kecantikan Athalia semata. Ia telah melihat kecantikan seperti Athalia tidak terhitung jumlahnya. Kanaka merasa seperti ia telah menemukan hal yang telah ia lewatkan di dalam hidupnya.
Sebelumnya Kanaka tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi setelah itu terjadi padanya, ia percaya bahwa hal semacam itu ada di dunia ini.
Ia tidak tergesa-gesa mencari tahu tentang Athalia, dengan semua kekuasaannya ia jelas mampu menemukan Athalia hanya dengan menggunakan rekaman kamera pengintai di club malam yang menampilkan sosok Athalia di sana.
Setelah ia melihat Athalia hari ini maka ia tidak akan pernah melepaskan Athalia. Istri orang? Persetan. Kanaka bisa merebut Athalia dari suaminya. Jika ia tidak bisa membuat Athalia berpaling dengan sukarela maka ia akan menggunakan cara lain, dan cara itu mungkin akan menekan Athalia ataupun suaminya.
Kanaka terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan segala usahanya sendiri. Athalia pasti akan menjadi miliknya.
Kanaka kembali melanjutkan kegiatannya, membaca sampai habis detail tentang Athalia termasuk latar belakang Athalia yang hanya seorang wanita yang dibesarkan di sebuah panti asuhan.
Kanaka tidak peduli Athalia berasal dari keluarga mana. Ia tidak membutuhkan dukungan dari siapapun untuk usahanya. Ia juga memiliki cukup banyak uang untuk memanjakan Athalia seumur hidup wanita itu.
Namun, sebagai seorang penerus dari keluarga Rajendra, tidak akan mudah baginya membawa Athalia masuk ke dalam keluarga besarnya yang memiliki banyak aturan.
Akan terjadi ledakan besar di keluarganya, kakek dan neneknya jelas tidak akan menyerah dengan mudah atas pilihannya. Begitu juga dengan orangtuanya yang berharap ia menikah dengan wanita yang memiliki latar belakang keluarga yang baik. Hal itu demi kebaikan Kanaka sendiri agar memiliki wanita yang bisa membantunya dalam segala hal.
Sayangnya, itu bukan sesuatu yang menyulitkan bagi Kanaka. Ia memegang kendali di keluarganya. Kakek dan neneknya bisa menekan cucu mereka yang lain karena bergantung pada kekayaan keluarga Rajendra, tapi ia adalah Kanaka Rajendra, seseorang yang telah membawa R Group ke puncak kejayaan.
Tidak akan ada negosiasi antara ia dan kakek neneknya. Mereka semua pasti akan mengikuti kemauan dirinya atau mereka akan kehilangannya.
tbc