"Semangat ya!" Yudha melambaikan tangannya, lalu menutup kaca mobil dan bergegas kembali membawa mobil itu melaju meninggalkan Andhara yang masih berdiri mematung di depan rumah sakit itu. Senyum Andhara mereka, entah mengapa rasanya ia begitu bahagia. Ia masih menatap mobil itu ketika kemudian ia sadar tentang kewajiban apa yang harus segera ia laksanakan. "Astaga, pasienku!" pekiknya lalu berlari masuk ke dalam rumah sakit dengan sedikit tergesa-gesa. *** "Nak Yudha, bapak boleh tanya?" Yudha menoleh dan tersenyum begitu manis, "Silahkan Bapak, apa yang ingin bapak tanyakan kepada saya?" "Andhara sudah menceritakan semua tentangnya kepada Nak Yudha?" Yudha tertegun sejenak, ia harus jawab apa? Perlukah ia mengaku bahwa Andhara sudah begitu banyak cerita perihal kepahitan hidupnya