"Jadi menurut Dokter, dia kemudian mau konsultasi ke psikiater karena memang bersiap untuk membuka hati untuk seseorang?" tanya Yudha setelah Dokter Jiemy cerita panjang lebar. "Betul, dan saya yakin orang itu adalah Anda, Dok!" Dokter Jiemy tersenyum, ditatapnya Yudha dengan seksama. "Darimana Anda bisa meyakini itu?" Yudha masih begitu penasaran. "Saya lihat Anda berdua di depan apotek dulu, Dok. Saya bisa melihat itu semua dari sorot dan wajah Andhara," Dokter Jiemy kembali tersenyum, dan melihat bahwa dugaannya benar. Ia bisa melihat dari sorot mata Yudha dan wajah itu. "Jadi karena itu?" Yudha tampak mengangguk paham, kadang ia heran apakah sejawatnya di poli kejiwaan itu lantas punya ilmu pembaca pikiran? Kenapa kadang sangat sulit membohongi sejawatnya yang bekerja di poli kejiw