“Untuk saat ini menetap di sini dahulu. Tetapi jika ada keperluan mendadak yang tidak bisa diselesaikan di sana, maka aku akan terbang kesana.” “Itulah enaknya menjadi pengusaha sukses dan anak orang kaya,” cibir Zeline dengan bibir yang maju ke depan. “Dulunya juga begitu kok. Aku ke tanah air memang sengaja untuk menjemput kamu sama Rania saja,” bisik Gibran. Seketika tubuh Zeline terlonjak kaget saat mendengar ucapan Gibran. “Maksudnya?” tanya Zeline dengan tubuh bergetar. Ada sedikit bayangan masa lalu yang menghampirinya, tetapi semuanya hanya terlihat samar samar. “Dengarkan baik baik karena aku tidak akan mengulanginya lagi dan setelah itu tidak ada pertanyaan lagi. Paham!” tegas Gibran seraya memperbaiki duduknya hingga mereka saling bertatapan. “Aku pulang ke tanah air karen