Sebuah pilihan

1411 Words

Aksa menggelengkan kepalanya dengan pelan saat mendengar pertanyaan Zeline. “Aku masih menunggu kamu sayang,” lirih Aksa seraya menggenggam telapak tangan Zeline. “Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi? Bukankah waktu itu kalian sudah bertunangan dan hanya menunggu hari pernikahan?” Zeline merasa tidak yakin dengan ucapan Aksa tersebut. Aksa menghela napas berat dan menghembuskannya melalui mulut. Dia tidak tau bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada Zeline dan darimana dia harus memulai semuanya? “Apakah kau pergi sejauh ini karena kecewa?” tanya Aksa dengan menatap bola mata Zeline. “Tidak.” Zeline langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Sebenarnya dia sangat kesal mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Aksa tersebut. ‘Pertanyaan macam apa itu? Masak sih hal itu harus

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD