Neneng POV. “Sini Neng!!” undang pak Iwan setelah dia duduk di anak tangga teratas tempat biasa dia duduk untuk merokok, yang menghadap ke arah bawah itu. Aku agak ragu untuk mendekat. “Sini apa Neng, saya mau cerita. Bolehkan saya cerita sama kamu?” undangnya lagi. Masih aku ragu, masa iya duduk sebelahan dengan pak Iwan. “Sini Neng, kalo kamu duduk jauh jauh, saya cape mesti lihat kea rah kamu, belum suara saya yang mesti lebih kencang supaya kamu dengar saya” alasannya sambil menepuk lantai di sebelahnya. Mau tidak mau aku menurut duduk di sebelahnya, itu pun aku atur jarak aman. Wangi banget pak Iwan. Bahaya buat aku. Bukan apa, rasanya mendadak aku merasa tubuhku tidak sewangi pak Iwan. Entah dia pakai parfum apa dan di mana. Pokoknya wangi. “Kamu kaget ya saya bilang batal n