“Paman tahu tidak akan mudah bagimu untuk bisa memaafkan Paman.” Rafael menghela nafas dalam. Kedua bola mata pria itu sudah memerah menahan tangis. “Setelah apa yang terjadi dengan Ibu kamu.” Kedua tangan yang jari-jarinya terjalin di atas meja itu saling menekan semakin kuat. Sebagai upaya sang pemilik, untuk menahan gejolak emosi yang sudah meluap. “Satu hal yang kamu harus tahu…” Rafael menatap lekat manik mata sang keponakan. “Kami tidak pernah melupakan Meeta. Kami menyayangi dia lebih dari yang kamu tahu.” Janu mendengus keras, mendengar kalimat panjang Rafael. Apa seperti itu rasa sayang keluarga, kepada seorang anggota keluarganya? Membiarkan anggota keluarganya terpuruk sendirian. “Saya baru tahu arti kata sayang versi keluarga kalian,” sahut Janu dengan decihan yang sangat ken