Pagi itu Januari melangkah memasuki tempat di mana sang Ibu disemayamkan. Rasanya belum lama ia ikut mengantarkan jasad sang Ibu ke tempat peristirahatan terakhirnya. Kakinya melangkah perlahan, melewati satu demi satu gundukan tanah dengan papan nama, hingga akhirnya ia tiba di tempat yang ia tuju. Lelaki itu segera berjongkok, meletakkan rangkaian bunga ke atas gundukan di dekat papan nama sang Ibu. Membersihkan rerumputan, serta daun-daun yang menemani sang Ibu sebelum menaburkan bunga mawar ke atasnya. Sejenak, Janu hanya mengamati papan bertulis nama sang Ibu, Kartini serta tanggal yang menerangkan berapa lama wanita itu menghirup udara di dunia. Ia menghela nafas panjang saat merasakan tenggorokannya tercekat, serta kedua mata yang sudah mulai memanas. Perlahan Janu menghembuskan naf