Part 88. Satu Hari Sebelum Perampokan

1702 Words

H-1 Detak jarum jam terus bergulir. Langit sudah gelap, namun pria itu masih terlalu fokus di depan layar laptop yang masih menyala. Seolah tidak merasa terganggu sedikit pun. Ruangannya sunyi—tentu saja, karena dia masih bekerja sendirian dalam ruangan yang cukup besar tersebut. Sang pemilik ruangan masih betah bekerja dari rumah, dengan alasan sang istri yang melarang. Satu keuntungan untuknya, sehingga ia bisa melakukan rencananya tanpa harus takut kepergok pria itu. Bukan ia tidak takut. Jujur, tanpa pria itu di sekitarnya pun--ia takut. Tapi tentu level ketakutannya berbeda. Tangannya bergerak cepat di atas keyboard. Dan sepasang mata di balik kaca mata itu menatap fokus ke layar—tak teralihkan. Detik, menit, hinga jam berlalu—sampai kemudian pria itu menghentikan gerak jari-jarinya

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD