Nafas yang keluar dari celah sepasang bibir kecoklatan itu terhembus keras, bersamaan dengan asap putih yang mengepul keluar. Januari bukanlah pecandu rokok. Pria itu hanya akan menyentuh batang nikotin tersebut sesekali, ketika kepalanya terasa penuh, dan ia tidak tahu harus membuang isi yang memenuhi kepala itu kemana. Entah sejak kapan ia mulai menyentuh benda yang bernama rokok tersebut. Tubuh pria itu bersandar pada besi yang mengeliling balkon apartemennya. Kepalanya terangkat hanya untuk mendapati langit yang sedang muram—tanpa ditemani bintang yang akan memberi sedikit terangnya. Sama seperti dirinya. Sepertinya sang langit sedang berbaik hati menemani deritanya. Seolah ingin berpartisipasi pada apa yang sedang menimpanya. Kepala itu kembali menunduk hanya untuk menarik asap dari