Part 14. Kenyataan Pahit

1551 Words

“ Kita … putus !!!” Kata-kata Alin membuat Shaba duduk tegang. Tangannya menggantung diudara. “ Kita tidak akan pernah putus.” Balas Shaba begitu ia berhasil mengambil kembali kesadarannya yang sesaat menghilang. Ia tidak mungkin pergi dari wanita yang sudah begitu ia cintai. “ Kamu tidak bisa memaksaku. Urus saja istrimu yang sedang hamil itu.” Ketus Alin. Shaba mengambil nafas panjang, kemudian mengeluarkannya perlahan. Wajar wanita itu marah. Tidak ada wanita yang akan tenang begitu tahu wanita lain hamil anak dari kekasihnya. “ Bayi itu … sudah tidak ada.” Alin menoleh ke belakang. Shaba mengangguk. Menatap sendu sang kekasih. “ Sudah digugurkan.” Mata bulat Alin melebar. Ia bergerak bangun. Shaba membantu kekasihnya bersandar di kepala ranjang. “ Aku minta maaf karena pernah men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD