Hiruk pikuk barusan seperti hukuman yang tidak ada habisnya bagi Sarah, seolah dia kedapatan mencuri uang dari mesin kasir supermarket. Gadis itu menoleh ke laki-laki di balik kemudi yang duduk di sebelahnya. Lelaki itu tampak kasar di luar, namun sikapnya tadi, menyelamatkan Sarah dari gangguan gerombolan dewasa yang bertingkah mirip anak-anak, mau tak mau membuat gadis itu terharu. Kami seolah benar-benar bertunangan, caranya melindungiku tadi, pikir Sarah. Ia memejamkan mata, menghalau kegelisahan yang riuh di hatinya. Betapa banyak suara-suara bergemuruh yang ingin diusirnya pergi. Ia ingin ketenangan, melakukan rutinitas pekerjaan, menuliskan catatan-catatan impian, dan itu semua didapatkannya dalam kesederhanaan. Bahkan seringkali ia tidak memiliki satu sen pun di tangannya, tapi