Andai saja bakso yang ada di mangkuk Rindu bisa menjerit kesakitan pasti sudah sejak tadi dilakukan. Garpu yang ada di tangan kanannya, digunakan untuk terus saja ditusukkan pada mangkuk itu tanpa belas kasih. Napasnya juga menderu kesal sekali sementara matanya tak ia alihkan ke mana-mana selain menatap lawan bicaranya. Yang sialannya, santai sekali menikmati bagiannya. Seolah tak ada beban berarti di mana … ya Tuhan! Boleh tidak kalau Rindu ini menyemburkan amarahnya sekarang? tak peduli kalau kafe bakso yang cukup elite ini (iya, lah elite! Harga semangkuk bakso dengan kwetiau berkuah hampir menyentuh harga lima puluh ribu rupiah. Belum ditambah nasi atau lainnya) tapi Rindu akui, bakso ini enak sekali. meski … rasanya tak terlalu enak kalau makan di depan Bujang! Iya! Bujang mereal