Marta sejak tadi tangannya terkepal. Wajahnya juga tak lagi tersenyum seperti saat ia datang ke ruangannya. Bertegur sapa dengan banyak orang yang ia temui sepanjang lobby. Kebanyakan dari mereka yang mendahului menegur dan menyapa Marta. Posisinya di kantor Senayan yang membuatnya mendapatkan perlakuan khusus seperti itu. Marta patut berbangga diri, lah. Semenjak lulus kuliah, dirinya memang tak ingin berlama-lama berpangku tangan. Segera mencari pekerjaan yang menurutnya sesuai dengan bidang yang ia gemari. Selama ini, hanya di BBRI Senayan lah yang menurutnya cocok dan ia merasa dihargai baik dari segi waktu, pemikiran, tenaga, serta effortnya bekerja. Tak pernah terlintas dalam pikirannya kalau ia harus resign. Dunianya di BBRI Senayan memang semenyenangkan itu. Termasuk di dalamnya,