Janji Mayra sama Papa & Mama

1019 Words
Setelah keluar dari cafe akhirnya Sella dan Mayra berpisah, Sella yang sudah memasuki pelataran kantor sedangkan Mayra berjalan menuju parkir mobilnya, tidak sengaja bertemu lagi dengan Vano dan Anton yg juga sedang menuju parkir mereka hendak keluar untuk makan siang. "Hei pak pemilik kantor, Kita ketemu lagi ya," Ucap Mayra sambil cengengesan. Vano diam saja tapi dia melihat Mayra dengan intens. "Kenapa kamu belum pulang adik manis?" Ucap Anton. "Iya bang, ini saya uda mau pulang, ooo ..iya sebentar lagi kita akan jadi rekan kerja loh," Ucap Mayra yang sudah sok dekat dengan mereka. "Apa maksud kamu?" Ucap Vano yang tiba tiba berbicara, Anton pun kaget kenapa tiba tiba Vano mau berbicara dengan wanita. "Maksud saya, saya akan menjadi karyawan di kantor ini, sama seperti kalian berdua, Yah, sudah saya harus pamit karna masih ada urusan, Bye bye." Mayra melambaikan tangan nya kepada Vano dan Anton. Anton yg masih bingung hanya menatap Vano sambil berjalan ke mobil. Didalam mobil. "Cafe mana kita Van? " tanya Anton. "Cafe biasa aja Men," ucap Vano. "Ooo ...iya cewek tadi katanya mau kerja di kantor loe, perasaan tidak ada pegawai yang resign," ucap Anton. "Mana loe tau kan banyak divisi apa semua loe tau mana yang pegawai nya baru resaign, tapi bagus la kalo dia bekerja disini, gue bakal kasih perhitungan," ucap Vano. "What? Ini bener loe men, tumben amat mau berurusan sama perempuan," Anton pun terkekeh. "Uda deh cepatan bawa mobil, gue udah lapar, " ucap Vano. Anton yang tertawa pun menepuk bahu Vano. "Syukur la men kalo loe uda mulai ada perkembangan, gue juga capek di bilang pacar loe mulu." Anton pun tertawa. Diperjalanan mayra masi berpikir, siapa laki laki yang sangat di cintai Nayra itu bagaimana fisiknya, tanpa sadar mayra memikirkan yang di ucapkan Vano kalo itu kantornya, tetapi di dalam hati mayra yakin kalo pria itu bukan lelaki yang di cintai kakaknya. "Gak mungkin dia Vano si manusia es, tapi kalo dilihat penampilan nya memang seperti CEO sih terus ada pengawalnya juga, ganteng dan dingin juga, apa mungkin??? " Mayra berbicara sendiri. "Non Mayra kok bicara sendiri sih?" tanya pak Toyo. "Gapapa pak, Ooo ...iya pak apa kak Nayra sering cerita masalahnya sama bapak misal tentang percintaannya gitu?" tanya Mayra. "Oh iya Non, pernah sih tunjukkin cowo yang dia suka sama bapak, ganteng banget tapi katanya jutek gitu," pak Toyo tertawa. "Oh iya Pak. " Mayra pun termenung sambil melihat ke arah jendela melihat orang orang yang masih beraktivitas diluar dengan matahari yang begitu menyengat, dalam hatinya berkata bahkan pak Toyo saja tahu kalau Nayra menyukai lelaki yang menyebalkan." Sesampainya di rumah sakit, jam sudah menunjukan pukul tiga, Mayra langsung menemui sang mama. "Ma,gimana perkembangan kak Nay? " "Masih sama sayang, masih belum ada perkembangan, " ucap mama sambil memeluk Mayra. "Papa mana Ma?" " Ya Tuhan, Mama hampir lupa mengatakannya, tadi jam satu papamu mendapat kabar kalau proyek besar di Bali terindikasi melakukan korupsi besar besaran, Papa harus kesana untuk mengatasinya, kasian papamu May, Masalah Nayra belum selesai beliau harus mendapat masalah baru, kenapa cobaan ini bertubi tubi di keluarga kita May?" Mama menangis di pelukan Mayra. "Sabar Ma, Mayra janji urusan kak Nayra akan Mayra atasi, Mayra akan cari tahu apa penyebabnya, dan siapapun penyebabnya harus bertanggung jawab, kita berdoa saja agar kak Nayra lekas keluar dari masa kritis nya dan bisa segera sadar, masalah kantor Mayra yakin papa pasti sanggup menghadapinya. Itu janji Mayra sama Papa dan Mama," Ucap Mayra sambil menghapus air matanya. "Ya sudah kamu sebaiknya pulang, Mama lihat kamu juga belum berganti pakaian sejak balik dari Singapura , Pulang lah istirahat nak, Mama yakin kita pasti bisa mengatasi masalah ini," "Baik Ma, Mayra pulang dulu ya, Mama jaga kesehatan," "Iya sayang." Ucap mama sambil melepas pelukan nya terhadap putri keduanya itu. Mayra pun kembali ke rumah yang sudah lama dia tinggalkan, sudah enam bulan sejak liburan semester akhir dia kembali ke rumah. Selama ini waktunya memang sangat kurang dengan sang kakak, karena kesibukan masing masing, Walaupun begitu mereka sangat dekat dan saling menyayangi satu sama lain. "Akhirnya aku lebih cepat kembali ke rumah ini," Mayra pun segera naik ke lantai dua dimana kamarnya berada, dia sudah tidak sabar untuk segera mandi. Setelah mandi Mayra memakai pakaian kebesarannya kaos oblong yang kebesaran dengan hotpans yang hanya menutupi setengah paha putihnya yang mulus, rambut yang sudah dia keringkan dia gerai begitu saja, jujur Mayra itu memang sangat imut, meskipun Nayra sangat cantik Mayra juga tidak kalah mengemaskan, pantas saja mereka sebenarnya selalu menjadi incaran banyak pria, tapi sayang Nayra yang terlalu terobsesi dengan satu pria sedangkan Mayra memang terlalu fokus belajar sampai tidak pernah mau pacaran. "Aku ke kamar kak Nay saja, manatau aku bisa dapat petunjuk di sana, " ucap Mayra sambil berjalan menuju kamar Nayra yang memang bersebelahan dengan kamarnya. Sesampai nya di kamar, Mayra mencari cari sesuatu di laci nakas milik Nayra, akhirnya dia menemukan sebuah buku diary, Mayra membukanya perlahan dan terkejutnya dia ketika membaca buku diary milik Nayra, ternyata yang dikatakan Sella benar cinta Nayra memang bertepuk sebelah tangan semua isi diary itu berisi tentang kekaguman Nayra kepada Vano, hingga diakhir diary, Mayra melihat bekas sobekan kertas yang tidak lain adalah sobekan kertas yang di campakan ayahnya tadi saat di rumah sakit. "Kamu jahat vano, Kenapa kamu mendorongku, kamu menampar wajahku disaat aku ingin memberikan semua milikku padamu, Aku mencintai mu amat mencintaimu Vano," Begitulah isi catatan sebelum sobekan itu. Membaca diary itu membuat darah Mayra mendidih dia sangat emosi dan ingin rasanya memukul wajah pria itu saat itu juga, kenapa ada laki laki yang melakukan hal itu pada wanita yang sangat mencintainya, Mayra semakin dendam dan benar benar ingin membalas perbuatan pria kejam itu kepada kakaknya. Dan dibalik catatan diary itu ada sebuah foto, Mayra yakin itu adalah foto pria kejam yang dicintai oleh kakaknya itu, dan betapa terkejutnya Mayra ternyata pria yang ada difoto memang benar benar laki laki yang sudah ditemui nya sejak tadi siang. "Ternyata benar dia la si b******k itu, baiklah Arvano Salim kita akan mulai sebuah cerita, cerita yang akan menyakiti harga dirimu dan juga hidupmu." batin Mayra yang sudah mengepalkan tangan nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD